Mohon tunggu...
Bonano Yogi
Bonano Yogi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Tembok Bolong, Saksi Bisu Polusi Udara Kampung Susuk

18 Maret 2018   20:54 Diperbarui: 27 Maret 2018   16:19 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana kemacetan pada tembok bolong, Medan

Siapa yang tidak mengenal Tembok Bolong yang menjadi "jembatan penghubung" antara kampus Universitas Sumatera Utara dengan Jl. Abdul Hakim atau yang lebih dikenal dengan Kampung Susuk. Baik pekerja maupun mahasiswa USU sendiri yang memilih tinggal di Kampung Susuk dan sekitarnya pasti memilih jalan ini untuk sampai ke kampus daripada harus memutar balik kendaraannya melalui akses resmi yaitu Pintu 1-4. Hal tersebut dilakukan supaya menghemat waktu untuk sampai ke lokasi tujuan.

Setiap hari hampir ratusan kendaraan roda dua dan becak yang melewati tembok ini, bahkan tidak jarang karena saking banyaknya kendaraan yang ingin lewat dan ingin mendahului malah menimbulkan kemacetan. Kemacetan yang terjadi pun menjalar sampai ke Jl. Pembangunan dan Susuk II. Selain itu, dampak yang ditimbulkan akibat kemacetan tersebut adalah polusi udara dimana semua asap kendaraan yang berada disana mengeluarkan gas-gas yang berbahaya bagi manusia maupun makhluk hidup lainnya. Apabila keseringan terpapar asap kendaraan maka dapat menyebabkan gangguan pernafasan, sakit kepala, hingga kematian. 

Karbon monoksida yang dihasilkan pun dapat merusak lapisan ozon yang melindungi manusia dari sengatan sinar matahari secara langsung. Polusi merupakan masuknya zat-zat berbahaya ke dalam suatu lingkungan yang menyebabkan dampak negatif bagi lingkungan tersebut dan sekitarnya. Menurut Wikipedia, polusi udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia, seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya. 

Pencemaran udara dibagi menjadi dua yaitu pencemaran primer dan pencemaran sekunder. Pencemaran primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara seperti karbon monoksida yang dihasilkan melalui proses pembakaran seperti dari transportasi, industri, pembangkit listrik, dll. Pencemaran sekunder adalah dimana substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer, contohnya peembentukan ozon.

Kemacetan tersebut semakin diperparah apabila ketika sedang panas terik dimana semua ingin cepat-cepat pergi ke kampus atau pulang ke kos-kosan masing-masing atau sekedar cari makan siang malah ingin mendahului kendaraan yang di depannya. Padahal, lebar jalan yang disediakan pun kurang lebih hanya 1 meter. Belum lagi ketika suara pengendara motor dan becak berteriak-teriak meminta supaya bergantian melewati tembok tersebut ditambah lagi dengan suara klakson motor yang silih berganti yang cukup mengganggu ketenangan bagi pengguna jalan maupun masyarakat sekitar.

Hubungan lingkungan dengan manusia memang sejalan, dalam artian lingkungan dapat memengaruhi tingkah laku/sikap seseorang. Misalnya, orang-orang yang berada di kondisi seperti di atas, ketika sedang mengalami kemacetan serta berada di bawah terik matahari dan kebisingan dapat menyebabkan naiknya suhu tubuh dan membuat emosi menjadi tidak stabil. Hal tersebut juga sudah dibuktikan dengan adanya penelitian mengenai hal tersebut.

Para pengendara saling ngotot untuk masuk
Para pengendara saling ngotot untuk masuk
Entah sampai kapan hal tersebut akan terus terjadi, seakan-akan sudah merupakan tradisi bagi mahasiswa maupun masyarakat sekitar. Ada baiknya kita selaku manusia dan orang yang berpendidikan haruslah menjaga kondisi lingkungan dan menjaga hubungan dengan orang lain. Apabila lingkungan kita bersih dan nyaman, pastilah kita juga yang merasakan kenyamanan tersebut. Maka dari itu, marilah kita menjaga lingkungan kita dari polusi udara dengan memulainya dari langkah kecil seperti menggunakan sepeda.

151201088

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun