Rabu, 16 September 2020- Pendamping petani Desa Sumbergondo
teknologi informasi dan komunikasi yang berkelanjutan dalam membantu masyarakat untuk mengelola sumberdaya yang ada, memberikan informasi yang tepat, efisiensi operasi perkotaan, jasa, dan daya saing seiring dengan kebutuhan generasi saat ini.
Batu Smart City adalah kota cerdas atau pintar yang inovatif menggunakanAplikasi Among Tani, salah satu aplikasi dari Batu Smart City  merupakan aplikasi khusus di bidang pertanian yang berfungsi sebagai penyedia informasi dan forum diskusi petani dengan ahli tani. Salah satu fitur unggulan di apikasi Among Tani, yaitu fitur keluhan yang dapat membantu petani dalam mencari solusi untuk menangani serangan organisme pengganggu tanaman.
Petani (TPP) dan Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) Desa Sumbergondo melalui kegiatan rutin pertemuan kelompok tani dan terjun langsung ke lapang untuk menyampaikan informasi tentang pemanfaatan teknologi bidang pertanian guna mewujudkan Batu Smart City.
Pendampingan penggunaan aplikasi Among Tani terus disosialisasikan oleh petugas Tenaga pendamping
Yusuf, petani Desa Sumbergondo, melaporkan penurunan produktivitas tanaman cabai merah besar akibat serangan organisme penganggu tanaman (OPT) melalui aplikasi Among Tani. Sejumlah 3000 tanaman cabai besar varitas Caesar ditanam di lahan seluas 700 m2 dengan umur tanaman  6 bulan. Laporan keluhan yang masuk melalui aplikasi Among Tani, ditangani  langsung  oleh tim URC (Unit Reaksi Cepat) atau tim CROP (Cepat Respon Opini Publik) Dinas Pertanian Kota Batu bersama petugas POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman). Hasil identifikasi, tanaman cabai besar terserang hama  penyakit  yang  cukup komplek, diantaranya Thrip sp., Kutu Kebul (Bemisi tabachi), Lalat Buah (Bactrocerasp.), Busuk buah (Gloesporium sp), dan virus Gemini (Gemini viridae).
Hama Lalat buah, dengan memasang perangkap serangga dengan atraktan metyl eugenol serta sanitasi lahan selektif untuk cabai yang terserang lalat buah; Penyakit busuk buah dengan mengaplikasikan fungisida. Untuk mencegah penyebaran virus gemini, harus dilakukan dengan cara eradikasi tanaman terserang dan pengendalian Thrips sebagai serangga vektor.
Rekomendasi yang diberikan oleh tim CROP yaitu, memperbaiki kesuburan tanah dengan menambahkan pupuk organik padat yang sudah difermentasikan dan ditambahkan pupuk hayati yang mengandung mikroba untuk meningkatkan kesuburan tanah serta mencegah serangan penyakit tular tanah yang sebaiknya diberikan pada saat pengolahan tanah. Untuk mengendalikan pertumbuhan gulma sebaiknya mengganti penggunaan herbisida dan dilakukan secara  mekanis. Untuk pengendalian  hama Thrips dan kutu kebul, dengan mengaplikasikan agen pengendali hayati Vertilicium lecanii,Petani cabai Desa Sumbergondo menyampaikan ucapan terima kasih dan merasa senang dengan adanya petugas Dinas Pertanian yang terjun langsung ke lapang untuk menangani masalah serangan OPT di lahannya. Harapannya agar petani di Kota Wisata Batu ikut mencoba menggunakan aplikasi Among Tani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H