Mohon tunggu...
Sahabat Perawat
Sahabat Perawat Mohon Tunggu... -

Kami merupakan media informasi diantara insan- insan keperawatan, sebagai media dakwah (mengajak) sehat masyarakat melalaui promosi kesehatan yang holistik dan usaha untuk meningkatkan kompetensi dan prefesionalisme perawat. \r\n\r\nUntuk lebih mengenal kami dapat mengunjungi sahabatperawat.com atau @sahabatperawat\r\n

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Salah Paham tentang "Obesitas"

5 Juni 2012   23:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:21 1184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertanyaan yang sangat sederhana dan hampir semua orang tahu, tapi dari pertanyaan sederhana ini tidak semua orang yang tahu mempunyai jawaban yang benar terutama di masyarakat umum. Obesitas bisa bermakna berbeda di masyarakat, karena masyarakat pada umumnya menganggap sama atau tidak tahu perbedaan obesitas dan over weight. Obesitas (kegemukan) adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga BB seseorang jauh di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Sementara overweight (kelebihan berat badan) adalah keadaan dimana BB seseorang melebihi BB normal. Obesitas ini terjadi karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk di dalam tubuh dengan energi yang keluar. Banyak energi yang masuk kedalam tubuh, tetapi sedikit melakukan aktivitas fisik sehigga kelebihan energi yang masuk tersebut di rubah menjadi lemak dan di simpan di jaringan subcutan, jaringan lemak inilah yang menyebabkan kenaikan berat badan kita sehingga menimbulkan masalah kesehatan pada tubuh kita’ menjadi masalah kesehatan di keluarga kita, sehingga menjadi beban. Cara menghitung obesitas yang mudah yaitu dengan cara menghitung BMI (Body Mass Index). BMI didapat dengan cara membagi berat badan (kg) dengan kuadrat dari tinggi badan (meter). Nilai BMI yang didapat tidak tergantung pada umur dan jenis kelamin, setelah itu bisa di ketahui keadaan orang yang diukur mengalami masalah berat badan atau tidak. Klasifikasi BMI menurut WHO (1998) Kategori / BMI (kg/m2) / Keterangan underweight / < 18.5 / rendah batas normal / 18.5 - 24.9 / normal overweight / > 25 pre-obese / 25.0 – 29.9 / meningkat obese I / 30.0 - 34.9 / sedang obese II / 35.0 - 39.9 / bahaya obese III / > 40.0 / sangat bahaya Obesitas mulai menjadi masalah kesehatan diseluruh dunia, bahkan WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global, sehingga obesitas sudah merupakan suatu problem kesehatan yang harus segera ditangani. Prevalensi obesitas pada anak meningkat dari tahun ke tahun, baik di negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Disamping itu, obesitas pada anak berisiko tinggi menjadi obesitas dimasa dewasa dan berpotensi menderita penyakit metabolik dan penyakit degeneratif dikemudian hari. Di Indonesia, terutama di kota-kota besar, dengan adanya perubahan gaya hidup yang menjurus ke westernisasi dan sedentary berakibat pada perubahan pola makan atau konsumsi masyarakat yang merujuk pada pola makan tinggi kalori, tinggi lemak dan kolestero, terutama terhadap penawaran makanan siap saji ( fast food ) yang berdampak meningkatkan risiko obesitas. Dampak Obesitas pada anak : 1. Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler Faktor Risiko ini meliputi peningkatan kadar insulin, trigliserida, LDL-kolesterol dan tekanan darah sistolik serta penurunan kadar HDL- kolesterol. Risiko penyakit Kardiovaskuler di usia dewasa pada anak obesitas sebesar 1,7 - 2,6 %. IMT mempunyai hubungan yang kuat (r = 0,5) dengan kadar insulin. Anak dengan IMT > persentile ke 99, 40% diantaranya mempunyai kadar insulin tinggi, 15% mempunyai kadar HDL-kolesterol yang rendah dan 33% dengan kadar trigliserida tinggi. Anak obesitas cenderung mengalami peningkatan tekanan darah dan denyut jantung, sekitar 20-30% menderita hipertensi. 2. Diabetes Mellitus tipe-2 Diabetes mellitus tipe-2 jarang ditemukan pada anak obesitas. Prevalensi penurunan glukosa toleran test pada anak obesitas adalah 25% sedang diabetes mellitus tipe-2 hanya 4%. Hampir semua anak obesitas dengan diabetes mellitus tipe-2 mempunyai IMT> + 3SD atau > persentile ke 99. 3. Obstruktive sleep apnea Sering dijumpai pada anak obesitas dengan kejadian 1/100 dengan gejala mengorok. Penyebabnya adalah penebalan jaringan lemak didaerah dinding dada dan perut yang mengganggu pergerakan dinding dada dan diafragma, sehingga terjadi penurunan volume dan perubahan pola ventilasi paru serta meningkatkan beban kerja otot pernafasan. Pada saat tidur terjadi penurunan tonus otot dinding dada yang disertai penurunan saturasi oksigen dan peningkatan kadar CO2, serta penurunan tonus otot yang mengatur pergerakan lidah yang menyebabkan lidah jatuh kearah dinding belakang faring yang mengakibatkan obstruksi saluran nafas intermiten dan menyebabkan tidur gelisah, sehingga keesokan harinya anak cenderung mengantuk dan hipoventilasi. Gejala ini berkurang seiring dengan penurunan berat badan. 4. Gangguan ortopedik Pada anak obesitas cenderung berisiko mengalami gangguan ortopedik yang disebabkan kelebihan berat badan, yaitu tergelincirnya epifisis kaput femoris yang menimbulkan gejala nyeri panggul atau lutut dan terbatasnya gerakan panggul. 5. Pseudotumor serebri Pseudotumor serebri akibat peningkatan ringan tekanan intrakranial pada obesitas disebabkan oleh gangguan jantung dan paru-2 yang menyebabkan peningkatan kadar CO2 dan memberikan gejala sakit kepala, papil edema, diplopia, kehilangan lapangan pandang perifer dan iritabilitas. *Dari berbagai sumber Dikirim oleh sahabat perawat Wildanul Aly (Mahasiswa PSIK UGM 2010) FB : Wildanul Aly Sahabat Perawat ; "Salam Kontribusi untuk Umat" Baca Juga : 10.Doa mohon kesehatan; ” kenapa harus mata dan telinga?” 1. Puasa Dari Sisi Kesehatan 2.Mengapa Harus Kurangi Tidur dan Makan” 3. Jatuh , Luka ? Serta Perawatan dan Penanganannya 4. Doa mohon kesehatan; ” kenapa harus mata dan telinga?” 5. Cara Cepat dan Tepat Mencegah dan Mengobati Sariawan 6. Askep NANDA-NOC-NIC “Caregiver Role” 7. English Preparation for Beasiswa # 1 8. IELTS - English Preparation for Beasiswa 9. Perawat dan “Dia” 10. Rahasia Kesuksesan “Profesi Kita”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun