Bullying Insight
Bullying adalah masalah universa yang ada di sekolah. Dari dulu sampai sekarang, bahkan disekolah yang sangat menekanka nilai agama sekalipun tidak luput dengan masalah bullying pada siswa siswinya.
Sebagai Konselor Pendidikan, cukup banyak saya menerima anak dan remaja korban bullying diruang konseling, mulai dari anak kelas 3 sampai kelas 12.
Banyak diantara mereka menjadi enggan ke sekolah dan merosot akademisnya. Ada yang depresi, bahkan beberapa mengatakan, "I hate my life", dan "Kadang-kadang saya mau meninggal saja"
Memprihatinkan bukan? Namun sayangnya, banyak pihak belum cukup paham mengenai bullying. Menganggapnya sebagai kenakalan biasa, atau justru menyangkal adanya bullying disekolah. Lebih memprihatinkan lagi, korban bully tetap disalahkan, misal dengan mengatakan, "Makanya kamu perlu mengembangkan diri kamu supaya tidak diledek lagi oleh teman-temanmu." Ya, ada benarnya bahwa setiap orang perlu mengembangkan diri.
Namun, apakah juga berarti: "Karena seseorang culun maka dia layak dibully?"
Sebuah pertanyaan untuk kita refleksikan bersama.
Topik bullying pada anak laki-laki berbeda dengan topik bullyingpada anak perempuan.
Seseorang yang terlihat "berbeda" menjadi sasaran empuk bullying milik anak laki-laki dan perempuan, juga senioritas.
Sedangkan yang berbeda adalah:
Topik bullying khas anak laki-laki adalah mengenai prestasi, dan bullying di lingkungan anak laki-laki lebih terlihat.
ï‚·