Mohon tunggu...
Fauzi Efendi
Fauzi Efendi Mohon Tunggu... - -

Lahir di Sumenep, 24 September 1994. Buruh halus di Barisan Pembela Santri Jomblo (BPSJ)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gempa Aceh Traumatis

9 Desember 2016   00:43 Diperbarui: 9 Desember 2016   01:16 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

fأَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ ۗ وَإِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِنْدِكَ ۚ قُلْ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ فَمَالِ هَٰؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا

Setelah bencana gempa bumi yang berpusat di kabupaten Pidie Jaya (PIJAY) kemarin pagi menjelang subuh, para korban cenderung lebih sensitif terhadap apa yang ada di sekitarnya. Baik itu ingatan, suara, bau, sensasi, bahkan perasaan dalam hati akan selalu membuat mereka terngiang akan bencana alam tersebut, meskipun sudah berlalu. Trauma yang melekat bahkan brpotensi menghancurkan mental, pandangan, dan reaksi emosional korban.

Mereka yg menjadi korban bencana dan kehilangan anggota keluarga akan mengalami trauma dan kesedihan yg amat sangat mendalam. Kcemasan, yg dialami anak2 dan remaja bisa beragam akibat bencana alam trsebut.

 Dan, ITULAH YANG SAYA RASAKAN SAMPAI SAAT INI. Meskipun guncangan gempa di tempat saya tinggal (Banda Aceh) tidak begitu berarti jikaa dibandingkan dengan yang trjadi di Pidie Jaya.

Gempa berkekuatan 6,5 SR (sumber GMKG) itu adalah gempa pertama sekaligus yang paling menakutkan bagi saya pribadi. Sebab, sampai sejauh ini saya belum pernah sekalipun merasakan seperti apa gempa bumi itu. Pada akhirnya, Aceh memberikan saya jawaban atas cerita-cerita yang sering saya dengar dari keluargaku tentang tragedi tsunami 11 tahun yang lalu.

Di mana saat itu (cerita pak dosen di depan mess kawasan sektor timur kopelma darussalam) awalnya dipicu gempa berkekuatan 9,1 sampai 9,3 SR yg berpusat di dasar laut dengan jarak sekitar 20 kilometer di lepas pantai.

Akhirnya, tadi siang saya putuskan untuk turun ke jalan bersama sahabat2 PC PMII mnyusuri ruas-ruas kota Banda Aceh meskipun dalam keadaan kurang sehat (trauma). Senyum bahagia terasa sangat beharga karena bisa ikut serta dalam penggalangan dana guna membantu saudara2 korban bencana alam gempa di Kabupaten Pidie Jaya. Peluh yg mengalir seakan tak berarti jika harus dibandingkan dg keadaan syedara yg ada di Pijay sana.

 Sampai saat ini, perasaan mencekam masih saja menghantui pikiran ini.

Semoga ada banyak hikmah yang dapat kita ambil dari peristiwa 07 Desember 2016 kemarin. Wallahu A'lam

Banda Aceh, 08 Desember 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun