Berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi akhir-akhir ini yang melanda Indonesia Negri yang di kenalakan keramahan dan budipekert ibaik yang di kenal oleh kalangan internasional, tetapi akhir-akhir ini itu berbanding terbalik oleh fakta yang ada karena banyak sekali kaum milenial atau lebih di  kenal dengan sebutan GEN Z khususnya anak-anak dan remaja yang kehilangan etika dalam bertutur kata terhadap siapa pun itu mereka tidak peduli bagaimana tanggapan serta respon apa yang di rasakan oleh lawan bicaranya di karenakan mereka tidak mendapatkan control komunikasi yang Baik.
Perkataan kasar, toxic, tidak normatif dan cenderung tidak sopan di anggap sebagai hal yang biasa di era sekarang ini. rusaknya moral  di Karenakan banyak indicator dan terkadang tidak sampai di situ saja perlakuan yang bersifat merugikan pihak lain juga dapat tercipta oleh buruknya cara berkomunikasi yang tidak baik.
Oleh sebab itu sebagai mahkluk yang di berikan akal fikiran dan hidup di negara yang berlandaskan pancasila, hendaknya dapat menjaga etika dalam berkomunikasi dan harus di junjung tinggi oleh setiap individu.Dalam hal itu yang paling mendasar ialah langkah awal seseorang individu dalam memulai kehidupannya di luar lingkungannya yaitu berawal dari didikan control bahasa yang di dasari oleh keluarga.
Keluarga sebagai bentuk dari landasan seorang individu dalam mengarahkan secara intim bagaimana individu itu kedepannya. Keluarga memiliki fungsi paling utama dan yang paling dasar dalam membentuk kepribadian individu tersebut. Â orang tua memiliki peran penting dalam membantu anaknya dalam mengontrol bahasa komunikasi sehingga kedepannya anak ini biasa berbaur dengan hikmat di dalam maupun di luar lingkungannya, dan orang tua seharusnya juga mampu menjaga dan memiliki control bahasa yang bagus saat berinteraksi terhadap anak-anaknya karena dalam fase anak-anak mereka cenderung menirukan semua apa yang di ucapkan oleh orang yang ada di sekitarnya secara keseluruhan makadari itu sebagai orang tua harus memiliki control bahasa yang baik.
Nah maka dari itu ada beberapa tips dan cara tepat dalam menjaga control bahasa terhadap orang tua saat berinteraksi kepada anak-anaknya di antaranya
- Hindariberbicarakotor di depan anak, karena dampaknya sangatlah buruk. Anak dapat menyerap dan juga dapat mengingat dan menirukan bahasa kotor yang di ucapkan dan itu akan berdampak terhadap perkembangan karakter anak kedepannya. Contohnya seperti nama binatang, bodoh, kurang ajar, tolol, ngak punya otak, dasar nakal, dan kalimat serupa lainnya.
- Hindari penggunaan bahasa tubuh yang kasar, karena itu akan berdampak serius terhadap kondisi mental dan sikologi anak, Â dapat berpengaruh terhadap siklus kehidupan anak kedepannya dan dapat menyebabkan traumatis pada anak, dan tindakan itu cenderung membuat karakter anak kedepannya menjadi tidak baik seperti tempramental, keras kepala, agresi, dan sebagainya. Berikut ini adalah contoh bahasa tubuh atau non verbal yang tidak di benarkan seperti memukul, menjewer, mencubit, menendang, menunjuk kepala anak dengan keras dan tindakan serupa lain nya.
- Hindari membentak anak dengan bahasa yang tidak sesuai dengan norma,  di karenakan itu dapat membuat mental anak rusak dan itu berdampak sangat dalam sekali terhadap kondisi mental anak dan anak tersebut beresiko melakukan hal serupa di luar kehidupan keluarganya, contoh ini dapat di lihat dari bagaimana anak pada temannya, pada guru nya, pada lingkungan pergaulan dan itulah yang sebenarnya membuat anak-anak itu menjadi tak terkendali lagi watak dan prilakunya, dan dengan itu anak dapat kehilangan kepercayaan dirinya baik di sekolah maupun di depan khalayak ramai. Berikut adalah contohnya orang tua memaki-maki anaknya akan suatu kesalahan yang kecil, selanjutnya orang tua membentak dengan keras anaknya di saat melakukan sesuatu yang di anggap  tidak sesuai, dan terakhir orang tua mengusir anaknya dengan alasan tertentu.
- Hindari menggunakan bahasa yang bersifat mengancam anak, Â karena itu akan berdampak buruk terhadap kesejahteraan mental dan pertumbuhan karakter anak, dengan ancaman anak dapat merasa tertekan, dan timbulnya rasa takut yang berlebihan, trauma, gangguan kecemasan dan sebagainya maka dari itu penting bagi orang tua dalam memberikan rasa aman dan sejahtera dalam melakukan proses interaksi terhadap anaknya karnaitu akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap karakter anak itu kedepannya. Dan berikut adalah contohnya : mengancam anak untuk mengerjakan PR, mengancam anak untuk makan, mengancam anak untuk terus berprestasi di sekolah dan sebagainya.
- Â Batasi proses interaksi anak dengan Gadgednya, di karenakan dengan banyaknya anak berkomunikasi dengan gadgednya dari pada dengan kedua orang tua dan keluarganya di khawatirkan anak tersebut tidak dapat memfilter apa saja yang dia operasikan di gadged tersebut dan yang menjadi tontonannya karena banyak sekali dampak negatif yang terkandung di dalam konten-konten yang ada di dalam gadged tersebut dan itu berdampak terhadap perilaku serta karakter anak kedepannya bahkan ini menjadi salah satu indikator kuat dalam bagaimana proses interaksi anak kedepannya baikkah atau malah sebaliknya dan sebisa munkin orang tua dapat memberikan control di saat anak berorientasi terhadap gadgednya.
Dan itulah beberapa tips agar sebagai orang tua kita harus dapat kolektif dalam memilih bahsa dan cara berkomunikasi yang baik terhadap anak sehingga pertumbuhan karakter anak tersebut dapat berkembang secara optimal dan baik di dalam kehidupannya orang tua juga harus dapat menjadi motoring yang baik terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan anaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H