Mohon tunggu...
affandy kawan
affandy kawan Mohon Tunggu... -

Penulis saat ini masih diliputi banyak tanda tanya. Hanya menulis, pilihan terakhir dalam menumpahkan kegelisahan hatinya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Untuk Semua"

3 Agustus 2010   14:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:20 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sejauh mana kaki melangkah disitu pula kusandarkan cita penuh pengharapan. Semoga goresan pena agung hiang  sang widhi menyapa jiwa anak manusia yang lunglai.

Terseretnya anak manusia di dunia yang lagi tak memberi kejelasan  akan makna hidup sesungguhhnya. Dengan segala problema yang mendera, mulai dari wilayah domestik sampai dengan sendi-sendi pemerintahan, membuat sebagian dari kita nan rindu sebuah keadilan. Bermimpi akankah datang "ratu adil" dari kayangan merubah segalanya. Kalau seluruh metode sudah di gerakkan dalam melawan problema kemiskinan yang mendera Negeri kita tercinta. Hanya itu pilihan terakhir.

Bagi saya kemiskinan tidak pernah datang dari langit, tapi kemiskinan datang mendarat pada struktur yang membatu di atas muka bumi.

Konsolidasi tidak lagi menuai ide cemerlang dalam mengatasi gizi buruk yang terjadi hampir di setiap kelurahan di penjuru nusantara indonesia. Artinya konsolidasi selalu berujung pada kebuntuan membuat kita yang mengklaim nan rindu keadilan di atas muka bumi ini, dipaksa terus melahirkan ide dan gagasan untuk keluar dari persoalan yang bila di runut satu persatu mungkin akan membuat kita semua akan mengalami demoralisasi.

Untaian kata ini sebenarnya bukanlah buah dari keputusasaan bagi saya secara pribadi, tapi semoga semua ini di maknai sebagai undangan untuk bertemu dalam menyatukan persepsi bersama guna menumpahkan semua potensi diri dalam mengahadang sumber masalah kemiskinan yang mendera bangsa ini. Kalaupun upaya tersebut akan berujung lagi pada sikap mengaharap ratu adil dari kayangan merubah segalanya, bagiku semua adalah upaya yang di dasari semangat nan rindu keadilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun