Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di Indonesia, era industry 4.0 adalah tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang memiliki daya saing dan mampu menopang pertumbuhan ekonomi sesuai dengan perkembangan era global berbasis kompetensi.Â
Pada era persaingan global tahun 2020 yang sudah didepan mata, maka kualitas pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia.Â
Siswa SMK seharusnya merupakan siswa-siswa yang memiliki kompetensi menunjang industry 4.0. dan lulusan SMK idealnya merupakan tenaga kerja tingkat menengah yang kompeten dan siap pakai, dalam arti langsung bisa langsung bekerja di dunia usaha dan industri.
Dari statement diatas berarti dalam proses pendidikan di SMK, harus ada keterlibatan pihak industri dalam proses pembelajaran dan kerjasama dengan industri sangatlah penting.Â
Mengapa demikian karena perkembangan teknologi maupun proses dalam produksi/jasa yang sangat pesat dan hanya industry yang peka mengikuti perkembangan ini sehingga industry selalu siap dengan SDM dan teknologi terkini.Â
Perkembang yang sangat pesat ini mengharuskan SMK selalu bekerjasama dengan industry sehingga mendorong mekanisme kerja sama antar SMK dan industri saling menguntungkan, sehingga SMK akan selalu mengikuti perkembangan industri secara otomatis (teknologi transfer, kompetensi SDM, pengembangan/penyesuaian kurikulum, magang siswa).
Kerjasama dengan Industri ini dapat meningkatkan kompetensi lulusan SMK yang relevan dengan kebutuhan industri, sehingga berdampak kepada penguatan daya saing industri di Indonesia. Dampak kerjasama SMK dan Industri akan menghasilkan lulusan yang tidak hanya kompetensi tetapi pengembangan dimensi kompetensi (task skill, manage task skill, contingency skill, environment skill dan transfer skill), namun juga produktif dan tahan banting.
Kondisi yang terjadi saat ini pembelajaran belum bisa memenuhi semua tuntutan Industri sekitarnya, terutama bidang kompetensi sesuai bidang study siswa.
 Materi pembelajaran tidak sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan industri . Konsekuensinya, setelah lulus SMK siswa tidak punya kompetensi dan tidak bisa langsung bekerja.
 Esensi permasalahan SMK ini terkait tidak ada kerjasama dengan Industri secara benar sehingga  kurikulumnya tidak disinkronkan perkembangan/kebutuhan industry, tidak dilakukan magang siswa dengan benar (waktu dan materinya) sehingga pembelajaran di SMK belum sesuai dengan dunia kerja.Â
Relevansi antara dunia pendidikan dengan dunia riil menjadi kebutuhan mendesak untuk direalisasikan karena tahun 2020 kita sudah masuk era persaingan global.