Kondisi saat ini banyak lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) harus bekerja serabutan (tidak sesuai dengan bidang studinya, gaji kecil) karena sedikit perusahaan yang mau menerimanya, atau lulusan tersebut mengganggur. Padahal, banyak keluarga kurang mampu  berharap anaknya sekolah di SMK, lulus dapat segera bekerja sesuai bidangnya. Maklum saja, kekurang mampuan menuntut sebagian masyarakat untuk berpikir singkat tentang pendidikan sang anak, yakni setelah lulus SMK langsung bekerja dan membantu perekonomian keluarga.
Mengapa terjadi kondisi demikian?, kalau kita runtut adalah banyaknya lulusan yang tidak siap pakai (belum kompeten) atau kompetensinya tidak sesuai dengan kebutuhan Industri. Apakah ada kekurangan pada pola pendidikan SMK?, pola pendidikan SMK sudah benar dengan pendidikan sistem ganda tetapi pelaksanaannya tidak dilakukan dengan benar.
Pendidikan sistem ganda yang terjadi di SMK adalah pendidikan murni di SMK 3 tahun dengan Pakerin/magang 3 bulan di Industri hanya sebagai persyaratan kelulusan bukan tujuan untuk mencapai kompetensi. Industrinya juga belum berperan aktif sebagai tempat pelatihan kerja dengan kurikulum yang telah sinkron, dan juga di Industri belum ada pelatih yang terstandar dengan benar.
Jelas sangat diketahui untuk mencapai lulusan SMK yang mempunyai kompetensi dan berdaya saing maka peranan aktif Industri sangat diperlukan, dan dapat dikatakan bahwa peran industri sangat dominan didalam membentuk kompetensi siswa SMK. Di Sekolah SMK hanya sarana untuk memberikan bekal pengetahuan, sedangkan di Industri memberikan bekal ketrampilan dan sikap bekerja siswa untuk mencapai kompetensinya.
Dengan Inpres No. 9/2016 Â tentang revitalisasi SMK, mari secara bersama-sama Industri dan SMK mengambil peran serta didalam mencetak lulusan SMK mempunyai kompetensi sesuai dengan kebutuhan industri. Tingginya peran serta Industri dapat menciptakan lulusan SMK mempunyai tingkat daya saing yang baik di era global sehingga dapat terserap di dunia kerja Nasional ataupun Internasional. Dan jangan lagi melihat SMK sebagai kelas dua, SMK menjadikan unggulan pemerintah didalam mempersiapkan generasi muda pada era global dan Industri generasi 4.0
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H