Mohon tunggu...
Setiyo Agustiono
Setiyo Agustiono Mohon Tunggu... Konsultan - trainer

trainer, assesor

Selanjutnya

Tutup

Money

Perjalanan Panjang yang Belum Tuntas dalam Pengembangan SMK ke Arah Benar

20 November 2017   13:59 Diperbarui: 20 November 2017   14:02 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Presiden Jokowi mengungkap fakta miris tentang kondisi Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK) di Indonesia sekaligus lulusan-lulusannya.  Terakhir soal jurusan yang ada di SMK. Jokowi melihat SMK tidak mengikuti perkembangan zaman. Seharusnya, jurusan pada pendidikan kejuruan disesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan dunia kerja. Misal ada jurusan jaringan informasi teknologi, platform aplikasi, animasi dan kenapa tidak ada jurusan retail? Logistik? Yang dibutuhkan saat ini dan lain sebagainya sesuai kebutuhan DU/DI.

Berbagai langkah telah dilakukan oleh pemerintah seperti :

Target jangka pendek dari Bappenas adalah peningkatan kapabilitas lulusan SMK sesuai kejuruan yang diikuti dari perusahaan Jerman, dan keterlibatan pihak swasta secara jangka panjang untuk pengembangan vokasi; 

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan ke depan, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) akan dikembangkan sesuai kebutuhan zaman. (kompas, 8 Agustus 2017). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendi, telah melakukan kunjungan ke perusahaan FESTO di Baden Wuerttemberg pada tanggal 9 Oktober 2017. Kunjungan merupakan tindak lanjut dari upaya peningkatan kerjasama Indonesia -- Jerman di bidang pendidikan vokasi, yang telah disepakati Presiden Joko Widodo dan Kanselir Angela Merkel di bulan April 2016 yang lalu; 

Dan Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menetapkan arah pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia. Sistem ini mengacu pada konsep pendidikan dual system dari Jerman.

Dengan Langkah ini sebagai tindak lanjut Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK, tetapi belum menunjukkan bagaimana langkah nyata (pola) yang akan diambil untuk melakukan pengembangan pendidikan sistem ganda (dual system) pada SMK yang bereferensi pada Jerman. Dan sampai saat ini belum ada petunjuk teknis yang baku bagi SMK agar dapat meluluskan siswa yang kompeten bertindak dan dapat langsung diterima kerja pada DU/DI. 

Semakin lama menetapkan pola pengembangan SMK, maka beban pemerintah akan semakin berat didalam peningkatan perekonomian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun