Secara umum, kondisi SMK saat ini menunjukkan permasalahan yang belum terselesaikan yaitu: (1) Bisakah SMK didalam menyiapkan siswanya kompeten hanya dengan prakerin (praktek kerja industri) selama 3 bulan; (2) Lemah SMK didalam kerja sama dengan DU/DI (Dunia Usaha/Dunia Industri); (3)Lambat daya tanggap SMK terhadap perkembangan teknologi karena tidak ada sinkronisasi kurikulum dengan DU/DI; (4)Belum mengoptimalkan waktu Prakerin, untuk siswa kompetensi harus prakerin lebih dari 1 tahun di DU/DI; dan (5) Belum Kelompok Mitra(PokMi) SMK-DUDI didalam prakerin untuk jaminan terhadap siswanya untuk memperoleh pekerjaan yang layak.
Permasalahan tersebut masih ada dan krusial dalam SMK dari waktu ke waktu hingga sat ini meskipun telah ada Inpres mengenai revitalisasi SMK. Mengapa permasalahan pengembangan lulusan SMK didalam mencapai kompetensi bertindak belum terpecahkan, jawaban yang sangat penting adalah belum menerapkan pendidikan sisitem ganda secara benar.
Pendidikan sistem ganda (dual system) sebenarnya adalah berdiri didua kaki, kaki pertama adalah sekolah dan kaki kedua adalah DU/DI dengan Kurikulum belum sinkron dengan kebutuhan DU/DI, Waktu praktek kerja industri terlalu singkat (3 bulan) belum sesuai dengan tujuan yang akan dicapai (kompetensi berindak) dan upaya upaya untuk mencapainya. Pendidikan kejuruan diharapkan selalu selaras secara simbiosis dengan kebutuhan dunia kerja, namun dalam kenyataannya tidak selalu demikian karena keduanya memiliki dinamika kepentingan yang tidak selalu sama dan keduanya juga memiliki kultur yang tidak mudah disatukan.
Secara umum SMK di Indonesia belum fokus pada tujuan pendidikan kejuruan yaitu menyiapkan siswa untuk mempunyai kompetensi bertindak sehingga dapat langsung bekerja pada bidang tertentu sebagai pekerja/karyawan.
Era globalisasi menuntut kemampuan daya saing yang kuat dalam teknologi, dan sumberdaya manusia.
Pada era  ini seharusnya teknologi merupakan bagian dari kehidupan SMK dengan kemampuan kerjasama DU/DI didlam menyiapkan siswanya berkemampuan dan berkesanggupan untuk melek teknologi terkini, luwes menghadapi perubahan teknologi,dan mempunyai kompetensi dalam mengoperasikan teknologi.
Oleh karena itu, pengembangan SMK ke depan harus semutakhir kemajuan teknologi ini dapat terjadi jika SMK mempunyai PokMi SMK-DUDI yang baik.
Mari kita segera memecahkan masalah ini, jika menunda berarti di tahun ini kita akan membuat pengangguran bertambah karena lulusan SMK belum mampu mempunyai kompetensi bertindak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H