Mohon tunggu...
Muhammad Sibghotulloh Ridho
Muhammad Sibghotulloh Ridho Mohon Tunggu... -

Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran '10

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penyelaman Ilmiah Untuk Kemajuan Bangsa

8 Mei 2012   19:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:32 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kegiatan menyelam sudah semakin populer di Indonesia, apa lagi Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak di garis khatulistiwa dan merupakan kawasan perairan tropis yang kaya akan sumber daya alam hayati dan non-hayati. Kita tahu bahwa 71% bagian bumi adalah lautan dan 29%-nya adalah daratan, dan Indonesia memiliki luas laut territorial sekitar 51.193.250 km/m3.Sekarang kita hidup di daratan yang hanya sepertiganya dari tanah air kita ini, bukankah sayang jika kita tidak pernah menyentuh sedikitpun bagian yang luas luar biasa itu? Begitu indahnya pesona bawah laut Indonesia membawa para pecinta olahraga selam untuk menikmati suasana dan pemandangan dalam penyelaman, sehingga laut Indonesia menjadi sangat potensial sebagai objek wisata selam. Namun kekayaan laut Indonesia bukan hanya untuk dinikmati sebagai objek wisata semata dan menyelam bukan hanya sekedar untuk rekreasi dan ‘bermeditasi’ di bawah laut.

Berdasarkan tujuannya dan kepentingannya, aplikasi penyelaman dapat dibedakan antara lain: Yang pertama, sport diving (penyelaman olahraga), berdasarkan alat yang digunakan penyelaman ini terbagi menjadi skin diving (menggunakan alat dasar selam) dan scuba diving (menggunakan peralatan scuba). Yang kedua, penyelaman komersial, yaitu penyelaman professional seperti kontruksi bawah permukaan air, penambangan lepas pantai, perbaikan bawah kapal, dll. Yang ketiga, untuk penyelaman ilmiah (scientific diving), seperti penelitian biologi, arkeologi, konservasi, eksplorasi, geologi, dan kepetingan di bidang kelautan. Dan juga penyelaman untuk kepentingan militer (military diving).

Keempat kegiatan menyelam tersebut sangat penting untuk mengoptimalkan pemanfaatan laut kita dan bagaimana menjaganya. Bicara soal pemanfaatan laut,penyelaman ilmiah sangat penting. Umumnya kegiatan penyelaman ilmiah dilakukan dalam bidang keilmuan marine ecology, marine biology, oseanografi, dan lain-lain. Kegiatan penyelaman ilmiah itu sendiri telah dilakukan peniliti di Indonesia sejak tahun 1960-an yang ditandai berdirinya Fakultas Perikanan di IPB Bogor. Penyelaman ilmiah telah dilakukan di Indonesia terutama untuk kegiatan penilaian status sumberdaya kelautan, pengumpulan sampel biota, fotografi bawah laut, dan pengeboran bawah laut.

Scientific Diving menurut Komisi Nasional Scientific Diving (KFT) Jerman Dr. Phillip Fischer adalah segala aktivitas penyelaman ilmiah yang memerlukan keahlian, termasuk penyelaman jurnalistik. Bidang studi yang tercakup di dalamnya adalah Biologi (Biologi Kelautan, Limnologi dan Oseanografi), Arkeologi, Geologi, Pekerjaan Teknik Bawah Air (pemipaan, kabel bawah laut, dll) serta Jurnalistik ilmiah. Komisi ini berwenang mengeluarkan standar kualifikasi Scientific Diving di Jerman. Seorang penyelam yang menginginkan sertifikat Scientific Diving harus menjalani pendidikan di Training Center for Scientific Diving yang terdapat di beberapa universitas di Jerman seperti di Universitas Rostok, Univ. Kiel, Univ. Hamburg, dll. Tingkatan sertifikasi dibagi menjadi tiga, yaitu penyelam riset (Certified Research Divers), supervisor penyelam ilmiah (Supervisor for Scientific Divers), Instruktur penyelam ilmiah (Scientific Diver Instructor). Untuk menjadi peserta program pendidikan Scientific Diving penyelam telah memiliki sertifikat 2 star dengan pengalaman penyelaman 30 jam. Pendidikan penyelam ilmiah ini membutuhkan waktu 2X4 minggu, yaitu tingkat 1 dan 2 masing-masing membutuhkan waktu 4 minggu waktu pendidikan dan latihan. Pelajaran di tingkat 1 berupa teori dasar selam dan ketrampilan selam dasar serta penanganan pertolongan pertama pada kecelakaan sedangkan pada tingkat 2 telah diajarkan ketrampilan selam untuk pekerjaan bawah air, penggunaan peralatan riset bawah air dan prosedur penelitiannya, juga materi perencanaan dan pengorganisasian proyek riset bawah air disamping pelajaran penanganan pertolongan pertama kecelakaan.

POSSIyang pada tahun 2010 ingin memberi wadah bagi pengembangan selam scientific (scientific diving), kegiatan yang bernilai ekonomis, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) seperti marine ecotourism, marine conservation, marine archeology, marine geology, marine biology, dan oceanography belum banyak mendapat perhatian dan pengembangan di Indonesia. Penguasaan iptek menjadi dasar pengembangan sumber daya manusia Indonesia, agar memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. SDM yang berdaya dapat meningkatkan kesejahteraan hidup melalui pengembangan bidang kelautan dan perikanan, yang didukung penelitian dalam bidang kelautan.

Kini sektor kelautan yang para ekonom sudah memperkirakan bahwa jika potensi kelautan Indonesia dikelola dengan optimal maka mampu memberi pemasukan nasional hinggal USD 173 Milyar. Potensi itu meliputi antara lain perikanan, sumber daya wilayah pesisir, bioteknologi, minyak, wisata bahari, dan transportasi laut. Namun sayangnya perhitungan mengenai kelautan Indonesia yang seolah dapat menjawab masalah kesejahteraan bangsa belum memberikan sumbangan apapun bagi kemajuan Negara ini. Banyak aspek yang menjadikan sulitnya ilmu pengetahuan berkembang di Indonesia, yakni kegagalan sistemyang menyebabkan kurangnya sumber daya manusia berkualitas. Maka sangat dibutuhkan perhatian dan dukungan baik dari pemerintah maupun masyarakat Indonesia dalam pengembangan di bidang scientific diving.

Referensi:

http://marinedivingclub.wordpress.com/2008/05/14/workshop-scientific-diving-sebuah-rintisan-sertifikasi-selam-ilmiah-di-indonesia/

www.coremap.or.id/downloads/menyelam_1158562081.pdf

http://biotalautnegeriku.blogspot.com/

http://indomaritimeinstitute.org/?p=1146

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun