Mohon tunggu...
sagalabro
sagalabro Mohon Tunggu... Kaum Marjinal -

Uang bukanlah segalanya, tapi uang bisa membeli segalanya dan segalanya butuh uang, sehingga karena uang kita kenyang, tapi ingatlah ini, uang bisa jadi bumerang, dan kita bisa hancur karena uang, tidak ada lagi rasa sayang, yang ada hanya perang. - Marginal Class -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapa Sih yang Tidak Tahan Melihat Uang yang Banyak?

11 Januari 2018   10:29 Diperbarui: 11 Januari 2018   10:33 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seketika terlintas dibenak saya untuk mengatakan judul tersebut. Kalo dilihat dari dulu sampai sekarang pasti ada saja orang orang yang sangat tidak tahan melihat uang yang sangat banyak. Mereka yang tidak tahan melihat uang banyak pastinya dalam bekerja selalu menerapkan 'money oriented' dalam setiap pekerjaan mereka, entah itu pekerjaan pekerjaan yang kecil hingga besar. Seperti kasus mega korupsi E-KTP yang sampai sekarang masih belum selesai kasusnya. 

Di dalam benak saya sebagai orang awam saya selalu berpikir bahwa mengapa orang yang seperti ketua DPR yang kalau dilihat dari pendapatannya yang menurut saya sudah lebih dari cukup, masih saja 'tidak tahan dengan uang' yang begitu banyaknya sehingga kalo dihitung di kalkulator sampai keluar huruf 'e'. 

Lantas bagaimana dengan kita yang biasa biasa saja? 

Hahaha mungkin diri saya dan pembaca sekalian juga ada yang seperti itu. Tetapi sebenarnya kalo pun kita mendapatkan 'kesempatan' untuk memperoleh uang yang lebih dengan cara yang haram pada pekerjaan kita, haruslah kita menerapkan ilmu cukup pada diri kita. 

Saya mengatakan kesempatan disini karena seperti yang dikatakan bang napi bahwa kejahatan itu bukan hanya karna niat pelaku tetapi juga karena adanya kesempatan. Ilmu cukup yang saya katakan itu kalo misalnya kita sudah makan dari rumah, namun ketika di luar kita melihat ada yang menjual makanan kesukaan kita, nah kita terapkan ilmu cukup ini pada saat seperti ini, katakan pada diri anda "kan saya tadi sudah makan, ngapain saya makan lagi, nanti saya muntah lagi dijalan". Seperti itulah ilmu cukup yang saya maksudkan. Memang sih dari mulai anak kecil sampai orang dewasa pun masih ada yang tidak tahan dengan uang. Kenapa saya mengikut sertakan anak kecil? Karena pasti ada anak kecil yang suka mengambil uang yang diletakkan disembarang tempat dirumahnya untuk beli jajan hahaha...

Pastinya masih ada harapan dan saya yakin masih ada orang yang tahan melihat uang yang jumlahnya sangat banyak selain orang orang yang bekerja membuat uang di Peruri. Saya tahu bahwa tidak semua orang orang itu rakus, karena pada dasarnya manusia itu baik dan jangan pernah coba untuk menjadi tikus tikus kantor.

Terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun