Mohon tunggu...
Safti Juliadi
Safti Juliadi Mohon Tunggu... Lainnya - Masyarakat biasa

ssaya suka membaca dan bermain game

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Hari Tani Nasional: Tantangan Pertanian Indonesia di Tengah Tingginya Harga Pupuk dan Harga Panen

24 September 2024   08:07 Diperbarui: 24 September 2024   08:30 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

24 September, Indonesia memperingati Hari Tani Nasional sebagai bentuk penghargaan terhadap para petani yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan negara. Namun, di tengah peringatan ini, sektor pertanian Indonesia sedang menghadapi tantangan yang serius, baik di tingkat nasional maupun lokal, seperti di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Salah satu masalah utama yang dihadapi para petani di seluruh Indonesia saat ini adalah mahalnya harga pupuk. Kenaikan harga pupuk yang signifikan membuat petani kesulitan untuk mendapatkan pasokan yang cukup guna mendukung produksi pertanian mereka. Situasi ini diperburuk dengan rendahnya harga jual hasil tani, terutama ketika masa panen tiba. Ketidakseimbangan antara biaya produksi yang tinggi dan pendapatan yang rendah menciptakan tekanan ekonomi besar bagi para petani, yang sering kali harus menghadapi kerugian dan utang.

Di Provinsi Nusa Tenggara Barat, khususnya di Pulau Sumbawa, masalah ini diperparah oleh perusakan lingkungan akibat pembukaan lahan secara besar-besaran. Hutan-hutan yang seharusnya menjadi penyangga ekosistem dan sumber air telah dibabat untuk membuka lahan pertanian. Aktivitas ini tidak hanya mengancam keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memperlihatkan betapa rentannya pertanian di daerah ini terhadap eksploitasi berlebihan dan keserakahan manusia. Pembalakan hutan untuk lahan pertanian tanpa memperhitungkan dampak jangka panjang mengakibatkan kerusakan alam yang sulit dipulihkan.

Degradasi hutan di Sumbawa mengancam kelestarian lingkungan dan mengganggu siklus air yang sangat vital bagi keberlangsungan pertanian. Kekeringan dan banjir kini lebih sering terjadi, merusak lahan pertanian dan mengurangi produktivitas. Selain itu, ketergantungan pada metode pertanian yang intensif tanpa upaya untuk memperbaiki kualitas tanah dan lingkungan semakin memperparah situasi.

Hari Tani Nasional tahun ini seharusnya menjadi momen refleksi bagi pemerintah, masyarakat, dan para pelaku industri pertanian untuk bersama-sama mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi sektor pertanian Indonesia. Diperlukan kebijakan yang mendukung harga pupuk yang terjangkau, peningkatan teknologi pertanian, serta pengelolaan lahan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Di NTB dan seluruh Indonesia, upaya untuk melindungi hutan dan lingkungan alam harus diimbangi dengan pengembangan praktik pertanian yang berkelanjutan. Meningkatkan kesejahteraan petani melalui akses yang lebih baik terhadap pasar, pembinaan yang intensif, serta perhatian lebih terhadap keberlanjutan lingkungan adalah langkah-langkah yang sangat penting untuk menjaga masa depan pertanian di negeri ini.

Mari jadikan Hari Tani Nasional sebagai titik awal bagi perubahan yang lebih baik untuk sektor pertanian dan lingkungan di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun