Mohon tunggu...
Safrizal Mus
Safrizal Mus Mohon Tunggu... -

Penabuh Rapai Geleng, menyukai musik etnis, anak kampung yang belajar untuk pulang kampung. Aceh jiwaku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ulama Karismatik Aceh Menyusul Ust. Jefry Al-Buchori

30 April 2013   07:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:23 1587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

إنا لله وإنا إليه راجعون

Innalillahi Wa Inna Ilahi Raji'un Telah kembali kepangkuan Ilahi Rabbi seorang Ulama terkemuka Aceh dan seorang Pimpinan Dayah ( pesantren ) Teungku Ibrahim Bardan yang akrab disapa Abu Panton meninggal dunia di Rumah Sakit Herna, Medan, Sumatera Utara, Senin (29/4/2013) sekitar pukul 18.30 WIB. Abu ( Ayah/ Ustaz/ Kiyai ) Panton berpulang ke rahmatullah saat menjalani perawatan medis akibat penyakit hipertensi yang dideritanya. Dalam beberapa bulan terakhir, Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) itu harus menjalani perawatan.

Masih tergiang di ingatan kita seorang Muballeg terkemuka KH. Zainuddin, MZ juga telah menghadap sang pencipta pada hari selasa 05 Juli 2011, lalu kita di kejutkan beberapa hari yang lalu ( 26/05/2013 ) seorang Ulama muda eksis menyampaikan dakwah dengan bahasa yang mudah diterima semua kalangan yaitu ust. Jefry Al-Buchori telah terlebih dahulu meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya.

Sebelum di RS Herna, Abu Panton sempat dirawat di RSU Materna, Medan, Sumatera Utara. Bahkan, Abu Panton sempat berobat di Penang, Malaysia. Di Malaysia, Abu Panton sempat menjalani operasi penyedotan darah yang membeku di bagian otak.

Sejarah singkat Abu Panton

136728275037656992
136728275037656992
Tgk H Ibrahim Bardan yang lebih dikenal dengan sebutan Abu Panton, seorang ulama kharismatik yang sangat dihormati di Aceh. Ulama kelahiran Matang Jeulikat Kecamatan Seunuddon Kabupaten Aceh Utara pada 1945 Belum bisa mengecap dunia pendidikan umum berawal dari dibakarnya Sekolah Rakyat (SR) tempat di mana ia mengenyam pendidikan pertama pada 1953, oleh pihak yang sedang berkonflik kala itu. Akibatnya tidak ada lagi pendidikan di kecamatan Seunuddon, Aceh Utara kala itu, namun anak-anak usia sekolah di daerah itu beruntung dapat belajar mengaji dari janda-janda tua dan imam meunasah (mushalla) setempat. Ia sempat berkeinginan menuntut ilmu di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ar Raniry pada 1963, meskipun tidak pernah merasakan pendidikan formal, namun keinginan itu hanya tinggal impian. Meskipun tidak mengeyam pendidikan formal, Abu Panton menjadi sosok berpengaruh yang berkiprah luas dengan kegiatan padat mulai dari memberi ceramah keagamaan dan diskusi ilmiah bahkan diundang menjadi peserta dan pembicara seminar baik di tingkat nasional maupun internasional.
1367282803892464002
1367282803892464002
Seluruh rakyat aceh bahkan dunia berduka, ulama karismatik ini dikenal dengan sikap, ilmu dan ketegasannya dalam menyiarkan islam dan menegakkan kebenaran dengan bahasa yang halus disertai Akhlak yang mulia. Bintang yang terang itu menghilang seiringi waktu yang terus berjalan, karena wafatnya ulama berarti hilangnya satu bintang sebagaimana Hadirs Nabi. "Daripada Anas bin Malik رضي الله عنه katanya: Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda (maksudnya): Sesungguhnya perumpamaan ulama di bumi ini adalah seperti bintang-bintang yang dijadikan petunjuk di dalam kegelapan-kegelapan darat dan lautan, apabila bintang-bintang ini sirna di antara kegelapan-kegelapan tadi, maka sudah tentu para penunjuk jalan akan berhadapan dengan kesesatan jalan" [Hadits riwayat Imam Ahmad] Wafatnya Ulama menandakan dunia ini semakin dekat dengan kiamat, makin kurangnya ilmu agama yang bisa memagari manusia dari perbuatan yang mungkar. Allah swt mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama sebagaimana hadit Nabi. “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan serta merta mencabutnya dari hati manusia. Akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ‘ulama. Kalau Allah tidak lagi menyisakan seorang ‘ulama pun, maka manusia akan menjadikan pimpinan-pimpinan yang bodoh. Kemudian para pimpinan bodoh tersebut akan ditanya dan mereka pun berfatwa tanpa ilmu. Akhirnya mereka sesat dan menyesatkan. [Al-Bukhari Muslim  ]
13672828871874350943
13672828871874350943
Abu doa dan Magfirah menyertaimu di alam sana, hanya Fatihah ku kirimkan untukmu. semoga Allah swt menghiasi tempat pembaringanmu dengan taman dari taman-taman Syurga. Hidup adalah awal dari kematian, maka mati itulah awal dari pada kehidupan..... foto: www.atjehcyber.net/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun