Ada-ada saja kejadian di aceh selama ini, tapi ini kisah nyata yang terjadi di Kabupaten Aceh Barat senin 29 april 2014 tepatnya di kantor Bupati setempat. Perlu diketahui bahwa masyarakat aceh disamping terkenal dengan ilmu agamanya juga terkenal dengan ilmu hitamnya, nah... diantara sekian kabupaten di aceh yang paling terkenal ilmu hitam terutama ilmu kebal adalah Meulaboh. Kejadian ini terjadi di meulaboh yang juga dikenal dengan negeri Teuku Umar atau Johan Pahlawan. Karena Teuku Umar lahir dan wafatnya di meulaboh ini, maka meulobah dikenal dengan kota Teuku Umar. Untuk mengenang beliau maka di meulaboh ada satu perguruan tinggi dengan nama UTU ( Universitas Teuku Umar ). Oke cukup basa-basinya mari kita ikuti berita dibawah ini ya...? MEULABOH - Kantor Bupati Aceh Barat, Senin pagi kemarin heboh. Seorang tenaga kontrak bernama Marzuki mengamuk dan menebas anggotaDPRK bernama Ramli SE dengan senjata tajam jenis pedang. Uniknya, tebasan pedang tersebut hanya menyisakan luka goresan di lengan Ramli. Sedangkan pelaku masih dalam pengejaran polisi. Insiden itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIB, Senin (29/4) di lantai II Gedung Kantor Bupati Aceh Barat di Jalan Gajah Mada, Meulaboh. Tidak terlalu jelas tujuan keberadaan Ramli di kantor bupati, namun ada yang menyebut untuk menghadiri satu acara di aula kantor bupati. Menurut saksi mata, ketika acara di aula lantai I sedang berlangsung, ternyata Ramli yang juga mantan Ketua DPRK Aceh Barat periode 2004-2009 sedang berada di lantai II. Saat itulah politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut bertemu dengan Marzuki, warga Desa Pasi Jambu, Kecamatan Kaway XVI, Aceh Barat. Marzuki yang tak lain adalah tetangga Ramli tercatat sebagai salah seorang tenaga kontrak di Bagian Umum Setdakab Aceh Barat. Tak terlalu jelas mengapa Marzuki melampiaskan kemarahan kepada Ramli. Tetapi sejumlah sumber dari kalangan pegawai menduga peristiwa itu terjadi karena Marzuki kecewa disebabkan statusnya sebagai tenaga kontrak tidak diperpanjang. Padahal menurut sejumlah tenaga kontrak yang lain, Marzuki sudah lama bekerja di Kantor Bupati Aceh Barat dan dia termasuk disiplin. Namun, pasca-pilkada, ia malah dilengserkan dari status kontrak sehingga membuat laki-laki ini kalap sebab dia punya tanggungan keluarga. Sejak mendapat bocoran bahwa kontraknya tak diperpanjang, Marzuki dilaporkan seperti hilang kendali dan tetap masuk kantor sambil mencari tahu siapa yang mengusulkan kontraknya diputus. Nah, dalam urusan mencari tahu itulah, Marzuki bertemu dengan Ramli dan diduga mempertanyakan status tenaga kontrak, termasuk nasib dirinya kepada wakil rakyat tersebut. “Sempat terdengar perang mulut antara Marzuki dan Ramli. Namun kami tak tahu persis ujung pangkalnya tetapi diyakini terkait dengan status tenaga kontrak. Bisa jadi jawaban Ramli membuat Marzuki tersinggung atau bagaimanalah,” kata seorang sumber di kalangan pegawai. Setelah sempat adu mulut, dengan gerakan kilat Marzuki mengayunkan pedang ke arah Ramli yang saat itu sudah dalam posisi membelakangi pelaku. Tebasan pedang itu mengenai lengan kanan Ramli. Uniknya, menurut saksi mata, meski sudah terkena senjata tajam itu, lengan Ramli tidak terluka sama sekali, kecuali seperti goresan cakaran kucing saja. Menyadari kondisi tak menguntungkan itu, Ramli langsung lari sambil menuruni anak tangga ke lantai bawah. Marzuki yang terlihat seperti orang hilang kendali terus mengejar. Sialnya, Ramli terjatuh di tangga. Marzuki pun terlihat memanfaatkan kesempatan itu dengan mengayunkan kembali pedangnya ke tubuh korban. Untungnya, pada saat kritis itu, seseorang berhasil melerai sehingga Ramli berhasil menghindar dari amukan Marzuki. Melihat korbannya kabur, Marzuki langsung menghilang. Hingga tadi malam Serambi belum berhasil mendapatkan konfirmasi, baik dari Marzuki maupun Ramli. Tetapi insiden itu diduga terkait dengan persoalan yang dihadapi tenaga kontrak karena hingga menjelang bulan Mei 2013, Pemkab Aceh Barat sama sekali belum memberikan sinyal apakah tenaga kontrak yang sudah dipekerjakan selama ini diperpanjang atau tidak. Bahkan, salah seorang di antaranya, yaitu Marzuki semakin emosi karena dikabarkan statusnya tidak diperpanjang lagi. Saat bertemu Ramli di kantor bupati, Marzuki disebut-sebut mempertanyakan nasibnya. Karena selama ini Ramli cukup lantang menyuarakan tentang tenaga honorer maupun kontrak. Tak jarang, komentar Ramli di media massa membuat tenaga honorer maupun kontrak ada yang tersinggung. Pihak terkait di eksekutif juga sering menjadi sasaran ‘serangan’ Ramli. Ramli SE disebut-sebut sebagai ‘aktor utama’ yang melaporkan kepada polisi supaya kasus honorer K-1 diusut dan dilakukan penyelidikan sekitar bulan Juni 2012 karena ditemukan adanya indikasi data palsu tenaga honorer yang sudah ditetapkan kelulusannya sebanyak 385 orang. Ramli bersama tim pansus sepakat melaporkan persoalan ini ke ranah hukum meski kabarnya tanpa sepengetahuan atau seizin Ketua DPRK Aceh Barat. Reaksi Ramli bersama pansus-nya memunculkan aksi demo ratusan honorer yang sudah lama mengabdi. Bahkan, menjelang akhir 2012, Ramli SE sempat dicari-cari para pendemo karena dianggap sebagai dalang munculnya persoalan bagi honorer dan tenaga kontrak.(edi/nas) Isu Kebal di Balik Tebasan Pedang INSIDEN mengamuknya seorang tenaga kontrak di Kantor Bupati Aceh Barat, Senin (29/4) menjadi pembicaraan hangat di kalangan pegawai bahkan masyarakat yang mendapat bocoran informasi itu. Yang membuat insiden itu menyedot perhatian bukan saja karena korbannya seorang anggota dewan tetapi karena pedang tajam milik pelaku tak mampu melukai tubuh sang wakil rakyat, meski terlihat ditebaskan dengan sekuat tenaga. Pertanyaan yang belum ada jawabannya hingga seharian kemarin adalah, apakah Ramli SE, anggota DPRK Aceh Barat benar-benar kebal sehingga pedang yang ditebaskan oleh Marzuki, tenaga kontrak Setdakab Aceh Barat tak mampu melukai tubuhnya. “Pak Ramli terkena tebasan pedang di bagian lengannya. Herannya hanya menimbulkan goresan seperti cakaran kucing,” kata seorang sumber pegawai. Setelah terkena sabetan pedang, Ramli terlihat sangat ketakutan dan langsung lari untuk menyelamatkan diri. Sialnya, ketika menuruni tangga dari lantai II Kantor Bupati Aceh Barat, korban terjatuh. Saat itulah Marzuki kembali beraksi dengan mengayunkan kembali pedangnya. Untungnya, sebelum pedang sempat menyentuh tubuh Ramli, keburu dilerai oleh seorang pegawai. Korban secepatnya kabur lagi. Pada saat bersamaan, Marzuki juga menhilang. Kasus itu pun menjadi urusan polisi.(edi/nas) Ini Tindak Kriminal KAMI masih memburu Marzuki, tersangka yang menyerang korban (Ramli SE) dengan senjata tajam sejenis pedang kecil. Tersangka harus mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum karena telah menyerang orang lain. Ini termasuk tindak kriminal. Dugaan sementara penyebab penyerangan terhadap Ramli SE (anggota DPRK Aceh Barat) terkait SK kontrak yang sampai sekarang belum diterima oleh pelaku. Yang pasti kasus ini masih kita selidiki dan tersangka pelakunya masih kita cari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H