Mohon tunggu...
safriyani mourint
safriyani mourint Mohon Tunggu... -

everyone has their own stories, so do i.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Build Self Awareness, Make a Better Living

12 Juni 2016   20:04 Diperbarui: 12 Juni 2016   20:09 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika bicara soal kesadaran diri, pasti kebanyakan dari kita berpikir tentang kesadaran diri sama penampilan atau hal-hal yang membuat baper lainnya. Like, duh. Kesadaran diri bukan cuma buat yang berkaitan sama seberapa keren dirimu tapi juga kesadaran sama lingkungan sekitar. Pernah gak sih kalian kepikiran kalau misalnya alam yang kita cemari sama sampah yang dibuang sembarangan itu akan "ngambek" dengan cara mereka sendiri? Atau peraturan yang kita langgar akan sewaktu-waktu menyeret kita ke masalah yang lebih besar?

Ketika berpikir tentang konsep kota ramah lingkungan seperti apa yang diinginkan, hal yang pertama terpikir adalah kota yang bebas dari sampah, perumahan masyarakat yang tertata rapi dan tidak kumuh, dan banyak hal-hal lain. Tapi, semua itu gak bakalan bisa terjadi kalau kepekaan diri kita sama lingkungan sendiri itu nol besar.

Seperti misalnya masalah sampah. Akan datang masanya pemerintah menyediakan tempat sampah yang lebih mudah diakses oleh para pengguna. Tetapi akan percuma kalau kita sebagai pengguna tempat sampah itu tetap aja buang sampah sembarangan dan tidak pada tempatnya. Apa penyebabnya? There's no self awareness.

Contoh lainnya, misalnya LTH di setiap kota sudah terwujud. Tetapi kalau para pengunjungnya tetap menginjak-injak rumput, memetik bunga sembarangan, bahkan mengukir nama di batang pohon, apakah kota ramah lingkungan kita akan terwujud? Tentu enggak bisa. Lain lagi masalah peraturan buang sampah sudah ditetapkan, tetapi tetap buang sampah di waktu lain dan tanpa sangsi tegas. Kapan mau berubahnya hayo?

Kesadaran diri seseorang harus ditumbuhkan sedari kecil dan tidak pernah berhenti hingga kita dewasa. Terlebih sekarang banyak orang yang mengatakan dirinya dewasa tetapi tidak pada penerapannya. Banyak yang berkoar buang sampah pada tempatnya, tapi begitu berada pada tempat yang tempat sampahnya jauh malah meninggalkan sampah mereka disana. How hypocrite are you?

Perlu kesadaran semua pihak dan sangsi yang tegas untuk mewujudkan kota ramah lingkungan yang kita rindukan. Jangan saling menyalahkan tetapi saling introspeksi diri. Saat banjir datang, jangan melulu menyalahkan pemerintah karena saluran air mampet. Jangan menyalahkan masyarakat yang buang sampah sembarangan. Tapi introspeksi diri. Mungkin saluran airnya kurang lebar. Mungkin waktu buang sampah sangat sulit dilakukan dengan teratur oleh masyarakat sehingga butuh revisi. Hal yang buruk dijadikan pelajaran untuk selanjutnya diperbaiki dan tidak di ulangi lagi. Sangsi yang cuma tertulis tanpa realisasi cuma akan jadi pajangan. Jadi pemerintah, masyarakat dan swasta harus saling bekerja sama dalam melaksanakan peraturan tertulis maupun tidak tertulis.

So, ayo jaga lingkungan sekitar untuk jadi kota ramah lingkungan impian kita semua. Hal-hal besar mulai dari hal-hal yang kecil. Mari kita menyadarkan diri sendiri dan jadi manusia baru yang lebih berhati ☺

Ini adalah tulisan yang saya ikutkan pada lomba mini blog di line@ saya dan tulisan ini murni berdasarkan pemikiran serta pendapat saya pribadi. Jika terjadi kesalahan penulisan, mohon dimaafkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun