Awalnya saya buat tulisan ini dengan tujuan sebagai catatan pribadi setelah pulang ke Indonesia pada masa pandemi kwartal pertama 2021. Tapi kemudian saya mendapat banyak pertanyaan dari teman-teman dan saudara ingin tahu bagaimana proses “repatriasi” seorang WNI ke Tanah Air. Maka saya menulis catatan ini untuk tujuan yang lebih luas.
Semoga cerita saya bisa bermanfaat, namun perlu diingat bahwa peraturan terkait proses pulang yang saya alami dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan perkembangan virus korona dan kebijakan terbaru dari berbagai pihak berwenang yang terkait.
Terus terang saya tidak punya rencana pulang dan liburan pada tahun kedua pandemi ini. Namun, saya putuskan pulang karena urusan keluarga : Ayah saya jatuh sakit bulan lalu. Syukurlah keadaannya sudah membaik sekarang. Sebelum pulang, saya perlu menyiapkan segala sesuatu hal yang berhubungan dengannya karena pandemi ini belum cerah juga kapan akhirnya.
Setelah mendapat cuti kerja 2 minggu yang tidak termasuk hari-hari karantina di Norwegia, residensi saya, dan di Indonesia, saya menyiapkan keberangkatan. Dari browsing mengenai peraturan terbaru di Norwegia sebagai negara asal keberangkatan dan pastinya Indonesia terkait traveling pada masa pandemi, tes PCR di Norwegia, konsultasi dengan KBRI di Oslo, menentukan maskapai penerbangan, asuransi perjalanan, sampai bertanya ke teman-teman yang baru saja traveling ke Indonesia dari Norwegia pulang-pergi pada awal kwartal ini.
Terima kasih untuk Aulia dan Lulu yang memberi info detail tentang pengalaman pergi-pulang Norwegia-Indonesia-Norwegia pada bulan Januari dan Februari lalu.
Untuk proses alur perjalanan, saya mendapat skema dari postingan KBRI Oslo yang juga dishare oleh pihak imigrasi bandara Soekarno-Hatta. Ini menjadi pedoman dalam menyiapkan keberangkatan saya.
1. Tes PCR di negara asal keberangkatan
Pemerintah Indonesia meminta semua orang yang tiba di Tanah Air mempunyai hasil tes PCR negatif yang tesnya dilakukan paling lambat 3 X 24 atau 72 jam sebelum keberangkatan. Saya yang tinggal di kota Bergen, Norwegia, memilih menjalani tes pada 3 Maret dengan sistem booking online sehari sebelumnya di Unit Kesehatan Darurat Kota Bergen. Saya tes pada sore hari waktu setempat. Hasilnya kemungkinan keluar dalam waktu 1-2 hari.
Sebelum keluar hasil, saya sudah mem-booking tiket pesawat Qatar Airlines untuk perjalanan 5 Maret, siang hari. Ceritanya nanti saya paparkan di bawah. Tapi saya cukup khawatir juga tentang kemungkinan adanya keterlambatan hasil tes karena di Norwegia sedang masa libur musim dingin. Sudah menjadi prediksi lumrah sesudah libur tingkat infeksi akan meningkat. Jumlah orang yang dites sebelum dan sesudah liburan pun akan meningkat dan kemungkinan hasilnya bisa memakan waktu lebih lama.
Untungnya hasil tes PCR saya keluar cepat. Saya tes pada 3 Maret, esok harinya sudah keluar. Saya memperoleh hasilnya secara online melalui portal kesehatan. Hasilnya negatif. Untuk mendapatkan hasil tes secara tertulis dan distempel, saya harus janjian via telepon ke Unit Kesehatan Darurat kota Bergen dan meminta menerjemahkannya ke Bahasa Inggris.