Pare merujuk pada salah satu kecamatan di Kediri, Jawa Timur. Terkenal dengan banyaknya lembaga kursus bahasa inggris sehingga populer dengan sebutan "kampung inggris". Orang dari berbagai kota datang untuk memperdalam kemampuan bahasa asing. Periode waktu belajar di sana cukup variatif mulai dari 2 pekan sampai beberapa bulan, kebanyakan pelajar datang ketika liburan sekolah atau kuliah meskipun tidak jarang pula orang yang sudah bekerja.Â
Kombinasi antara periode waktu kursus yang singkat dan ragam daerah asal pelajar memunculkan berbagai pengalaman menarik disana. bertemu dengan orang baru dan lingkungan baru memaksa pelajar beradaptasi dengan cepat, tetapi ketika satu sama lain mulai mengenal, akhir periode belajar memaksa mereka berpisah sehingga populer istilah "pare jahat".Â
Pare Jahat dalam RomansaÂ
Dimaknai sebagai kisah romansa dua lawan jenis yang tumbuh dari interaksi selama belajar di Pare. Lebih jauh lagi, ending dari "pare jahat" juga beragam. Ada yang harus mengakhiri komitmen karena tidak kuasa terpaut jarak setelah periode belajar selesai, atau versi lebih sadis contohnya kebohongan yang terungkap ketika salah satu insan ternyata sudah menjalin hubungan asmara di kota asal, sudah pahit berhati jahat pula.Â
Arti yang Lebih IndahÂ
Definisi "pare jahat" ternyata bisa lebih kejam, tetapi hangat. Manusia yang awalnya mencoba saling mengenal mulai membentuk lingkungan yang nyaman, tetapi ketika harmoni sudah mulai tumbuh satu sama lain, hukum alam menunjukan keangkuhanya bahwa setiap pertemuan berujung perpisahan adalah mutlak.Â
Pada hari-hari yang dilalui, mereka bercerita tentang latar belakang pekerjaan, masalah keluarga, impian, atau komedi yang mengundang tawa. Tanpa sadar selain ilmu yang dipelajari ternyata ada banyak kenangan yang turut hadir hingga waktu perpisahan. Pahitnya, mereka akan sangat susah untuk berkumpul dan bercengkerama kembali ketika telah menyelesaikan periode belajar lalu kembali ke kota masing-masing mengingat lembaga kursus di Pare bukanlah semacam sekolah atau universitas dengan agenda temu alumni.
Di akhir opini ini, penulis ingin menyampaikan pesan kepada teman-teman penulis di Pare, terima kasih telah mengisi satu lembaran penting dalam jurnal kehidupan penulis. Kalian menjelma selayaknya saudara, candaan yang selalu menyela percakapan, berbagi masalah dan berbagi pandangan, percaya pada mimpi dan tidak satu pun menertawakan.Â
Kita menerima perpisahan dan mungkin melupakan satu sama lain, namun bertemu kalian dalam garis waktu pun sudah lebih dari cukup, kalian adalah satu dari sekian banyak anugerah yang Tuhan berikan. Mari kembali mengejar mimpi masing-masing dan simpan kenangan kita bak album tua yang suatu saat akan kita buka kembali, untuk sekadar mengenang kehangatan yang mungkin tidak akan terulang.