Rukmana gusar di sana, teras tua kesayangannya
yang jendelanya terbuka dan berpintu penuh lobang
Meremang dan kalut benaknya
Hawa yang khas terasa, bergelayut pada pucuk jantungnya.
Bergegas ke biliknya mengorek lobang hitam
dibukalah pelepah berbungkus noda
Pucuk pisang itu rupanya. Dicampak lalu dipungutnya lagi
Bilamana peluh menetes tak disadarinya,
diusap dengan tungkai lengan yang gemuk itu
lantas disentuhinya pucuk pisang bersama ikat bungkusan
Beriring derai hujan dari muara
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!