Kali ini tidak ada rencana khusus pulang kampong ke Muntok, beberapa hari sebelum long week-end Jum’at 22-APR-2011 saya nelpon adik kami Piyai apakah ada ditempat akhir minggu tersebut. Ternyata Piyai dan Cita tidak pergi kemana-mana dan kami janji untuk main ke Muntok. Tanggal 17-APR-2011 lihat lihat e-ticket Jakarta – Pangkal Pinang berangkat tanggal 21-APR dan pulang tanggal 24-APR, hampir semua airline tujuan Pangkal Pinang – Jakarta penuh, untung kami masih dapat seats di Lion Air. Rupanya banyak penumpang yang sudah booking untuk pulang setelah melaksanakan Ceng Beng atau sembahyang arwah.
Pagi pagi jam 04:45 saya dan istri saya Erry berangkat naik taxi ke Terminal 1B bandara Soekarno Hatta, tiba di bandara lansung check-in dan penerbangan on-time jam 07:00 menuju bandara Depati Amir Pangkal Pinang.
Setelah sekitar satu jam penerbangan, sampai di Pangkal Pinang adik kami Piyai dan Cita sudah menunggu untuk menjemput kami. Berhubung hari masih pagi, kami sarapan dulu di kedai kopi (Pay Ishak Tambah info sedikit, warung kopi di Pangkalpinang, namanya TUNG TAO, usaha keluarga yang dimulai sejak tahun 1938, cabang dari sungai liat, masakannya  enak, lumayan nambah wisata kuliner di Pankal Pinang). Saya pesan teh tarik dan roti isi sambal lengkong (abon ikan), selesai sarapan singgah di gerai oleh oleh khas Bangka di sebelah kedai. Macam macam makanan dijual disitu mulai dari getas, kerupuk, manisan kelubi, sambal lengkong, rentak sagu, kue nenas, kuawaci biji labu, siput gonggong kering dan lain lain.
Â
Dari sana perjalanan dilanjutkan ke Pasar Pembangunan untuk mencari belacan, udang kering dan ikan asin. Kebetulan ada ikan asin Talang yang sudah lama saya pesan, terakhir makan ikan asin Talang adalah sebelum kami merantau ke Jakarta tahun 1961. Memang ikan asin Talang ini susah didapat, saya sudah lama pesan sama Piyai dan Alhamdulillah ada yang jual. Selain ikan asin Talang, istri saya juga beli ikan asin Tenggiri, ikan asin Belanak, udang kering dan pastinya belacan Bangka.