Mohon tunggu...
Safrida Lubis
Safrida Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar kehidupan

guru fisika pada sma negeri di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Full Day" Menuai Jenuh Peserta Didik Akan Kata "Belajar"

16 Desember 2014   17:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:12 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Peserta didik atau siswa adalah insan manusia yang masih harus mengecapi pendidikan formal agar mereka dapat belajar.

Belajar adalah kata umum yang pada hakikatnya mempunyai tujuan tertentu .
# NASUTION
Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan
# ERNEST H. HILGARD
Belajar adalah dapat melakukan sesuatu yang dilakukan sebelum ia belajar atau bila kelakuannya berubah sehingga lain caranya menghadapi sesuatu situasi daripada sebelum itu
# NOTOATMODJO
Belajar adalah usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup
# AHMADI A.
Belajar adalah proses perubahan dalam diri manusia
# OEMAR H.
Belajar adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara berperilaku yang baru berkat pengalaman dan latihan
# CRONBACH
Belajar sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu menggunakan panca indranya

# Gagne (The Conditions of Learning 1977)
Belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
(http://widhiieaprilia.blogspot.com/p/blog-page_16.html)
Setidaknya itulah defenisi yang dapat diberikan oleh para ahli pendidikan tentang belajar secara khususnya.
Tahukah Anda!!
Bahwa dunia peserta didik adalah lingkup membran yang sangat kompleks dalam perjalanannya?
Di area tersebut, mereka mencoba mencari jati diri yang dapat melabuhkan mereka pada tujuan akan kehidupannya, termasuk cita-cita, mimpi, khayal dan seperangkat keinginan lain yang menjanjikan akan kesenangan di masa depan.

Anda mempunyai barang elektronik pada koleksi pribadi ataupun milik orang lain, tapi satu yang pasti anda tahu, disaat barang tersebut telah digunakan dalam waktu yang lama, energi dalam batere akan berkurang atau bahkan timbul panas pada benda sehingga anda segera mengambil langkah untuk segera mematikannya.
Peserta didik tidak lain memiliki kesamaan pada hal tersebut.
Lihatlah "mesin otak mereka", dengan segala keterbatasan, mereka mencoba bekerja sedemikian keras untuk terus mengikuti kemauan dari pihak berkepentingan yang telah membaca sedemikian lembar kertas tentang keberhasilan orang-orang dari negeri dunia ataupun hasil riset dari beberapa kali penelitian yang dilakukan orang-orang untuk tujuan tertentu.
Mengapa kita tidak berusaha untuk menjadi diri sendiri yang berjalan menatap kedepan dengan keteguhan hati tanpa melihat dari sisi yang satu saja, cobalah lebih ke sudut dalam posisi, niscaya banyak pandangan yang akan merubah pola pikir kita akan sesuatu hal yang sebelumnya kita yakini....O...beginilah seharusnya!
Jenuh....Sebagai pribadi apabila terus-menerus di suguhi hal-hal yang itu-itu saja kita akan berkata demikian. Karena kita adalah manusia yang telah dikodratkan sebagai insan yang "selalu berkeluh kesah lagi kikir" itulah stempel yang melekat dari Pencipta untuk kita.
Belajar.....belajar.....belajar.....
Hal tersebut baik, bahkan Rasulullah mengharuskan kita menuntut ilmu ke negeri Cina.
Akan tetapi pemanfaatan waktu secara maksimal khusus di sekolah, dari matahari terbit sampai matahari tenggelam akan menimbulkan efek bermacam pola.
Banyak Daerah yang telah menjalani program "Full Day" tersebut menuai keberhasilan untuk membelajarkan peserta didik, juga tak ketinggalan kegagalan tidak sesuai target tujuan.
Tapi yang pasti, satu kesempatan yang tidak akan didapatkan lagi yaitu, kebersamaan anak bersama orangtua di saat matahari hadir, kecuali pada hari-hari libur, itu pun jika orangtua berada di rumah menyisakan waktu untuk anak yang telah dilahirkannya.
Belajar pada tempat yang telah ditentukan seperti di sekolah-sekolah adalah baik, karena terprogram dengan berbagai kebijakan. Tetapi lihatlah sejenak keluh kesah mereka!
Mereka butuh istirahat akan anggota tubuh bahkan meminimilisir kerja OTAK!
Mereka perlu menutup sejenak mata untuk menormalkan indera!
Waktu bekerja mereka untuk dapat melanjutkan sekolah dan hidup terampas! Karena sebagian besar dari siswa saya adalah pekerja paruh waktu.
Dan....
Tiada siapa yang dapat menjamin jawaban akan ini: "BELAJARKAH MEREKA?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun