Sejak dulu, rakyat Indonesia terkenal dengan keramahan dan cinta hidup sederhana. Hal ini setidaknya masih tercermin sampai sekarang di kalangan masyarakat menengah ke bawah, rakyat mayoritas di negeri ini. Sedangkan untuk masyarakat menengah ke atas, sudah banyak yang hidup hedonis (bermewah-mewahan). Bukan suatu masalah yang berarti di dalam tatanan masyarakat Indonesia. Yang miskin menganggap si kaya wajar saja hidup mewah, dia yang punya, terserah dia. Si kaya juga tetap suka membantu si Miskin jika ada yang membutuhkan. Harmoni tercipta, jika pun ada konflik, bisa segera diatasi.
Akhir-akhir ini masyarakat kita ribut dengan jam tangan Sang Jenderal yang konon kata media negara tetangga, jam itu mahal harganya. Kalimat nyinyir tak terhindar, isu-isu miring dihembuskan. "Jam hasil Korupsi" merupakan judul yang tepat sepertinya. Ingat, rakyat Indonesia sangat membenci korupsi walaupun yang menang Pileg Partai Terkorup.
Sang Jenderal klarifikasi bahwa jam tangan itu tidak original. Harganya tidak mencapai Miliaran seperti yang diberitakan. Akal bulus Negeri Singawure menjadi-jadi, Sang Jendral blunder. "Jenderal kok Pakai Jam Palsu", judul yang fantastis menurut saya, itu bukan judul berita dari media Negeri Singawure, tapi dari media Indonesia sendiri. Rakyat makin panas, Sang Jendral makin tersudut!
Sekarang adalah masa-masa "genting" bagi Indonesia. Rakyat Indonesia sedang tidak bersatu menjelang Pemilihan Presiden. Masing-masing menjagokan idolanya untuk menjadi The Next President. Konflik antar warga sangat rawan terjadi. Sementara itu, alat negara untuk untuk meredam konflik (Jenderal TNI) sedang dibully. Klop!
Isu untuk menjatuhkan pamor seorang Public Figur sebenarnya bukan kali ini saja terjadi. Anis Matta, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga pernah mengalaminya. Jam tangan yang beliau pakai dianggap mahal untuk seorang tokoh Islam yang seharusnya hidup sederhana. Saya dapat info dari kader-kader PKS bahwa jam tangan itu murah dan bukan merk yang diributkan selama ini, hanya bentuknya saja yang mirip.
Wahai Rakyat Indonesia, jangan gampang tersulut emosi menanggapi suatu hal, woles aja! Perdamaian di Indonesia lebih penting untuk mewujudkan Pembangunan yang diharapkan, jika ada suadara kita berprilaku tidak baik, sikapi saja dengan elegan. Tak perlu caci maki. Sekali lagi, woles aja!
Twitter: @SafriantoSML
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H