Mohon tunggu...
safra Ulfa
safra Ulfa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Syiah Kuala

Hobi saya membaca buku dan menonton film. Saya tertarik untuk menjadi penulis karena buku-buku yang sudah saya baca membuat saya terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Psikologis di Tengah Konstroversi Politik

18 Februari 2024   18:31 Diperbarui: 18 Februari 2024   18:32 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemilihan umum selalu menjadi momen penting dalam kehidupan demokratis suatu negara. Namun, di Indonesia, Pemilu 2024 telah menjadi sorotan internasional karena kontroversi politik yang menyertainya. Di tengah perdebatan yang memanas dan atmosfir politik yang tegang, muncul sejumlah tantangan psikologis yang menguji ketahanan masyarakat.

Ketidakpastian Politik

Salah satu tantanganpsikologis utama yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia saat ini adalah ketidakpastian politik. Dengan adanya tuduhan kecurangan, klaimhasil yang kontroversial, dan perdebatan yang tak kunjung mereda, banyak individu merasa cemas dan bingung tentang arah politik negara. Ketidakpastian ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan ketidakstabilan emosional yang signifikan.

Polaritas dan Konflik Sosial

Konflik politik yang intens telah memicu polarisasi masyarakat di Indonesia. Perbedaan pendapat politik tidak lagi hanya menjadi perbedaan, tetapi sering kali menjadi pembatas yang memisahkan hubungan personal, bahkan diantara keluarga dan teman-taman. Hal ini dapat menyababkan isolasi sosial, rasa kesepian, dan perpecahan di masyarakat, yang semuanya memiliki dapak negatif paada kesejahteraan psikologis individu.

Pertumbuhan Kelompok ekstrem

Di tengah ketegangan politik, kelompok-kelompok yang ekstrem seering kali muncul dan berkembang. Mereka menwarkan narasi yang radikal, memperkuat polarisasi, dan menghasut kebencian terhadap kelompok-kelompok tertentu. Individu yang rentan atau terpapar kepada ideologi ini dapat mengalami proses radikalisasi dan mengalami perubahan perilaku yang ekstrim, yang berpotensi membahayakan diri mereka sendiri atau orang lain.

Stigma dan Diskriminasi

Polarisasi politik juga dapat memperrkuat stigma dan disktiminasi terhadap kelompok minoritas yang berbeda pendapat. Individu yang mendukung pihak yang kalah dalam pemilu dapat menjadi sasaran intimidasi, pengucilan, atau bahkan kekerasan fisik. Hal ini tidak hanya menciptakan lingkungan yang tidak aman secara fisik, tetapi juga menyebabkan stress psikologi yang berkepanjangan.

Cara Menghadapi Tantangan Ini

Mengatasi psikologis yang  muncul di tengah kontroversi politik membutuhkan pendekatan yang holistik dan kolaboratif. Pemerintah, lembaga masyarakat sipil, dan individu-individu harus bekerja sama untuk mempromosikan dialog yang inklusif, emembangun jembatan antara kelompok-kelompok yang berbeda, dan mendorong penghargaan terhadap keragaman pendapat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun