Era sadget seperti sekarang, sulit menemukan permainan tradisional salah satunya layang-layang. Permainan tarik ulur benang ini sesekali bisa ditemukan di daerah pedesaan. Padahal permainan ini masih banyak penggemarnya terutama bagi kaum laki-laki.Â
Dulu ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, saya sering melihat orang bermain layang-layang di lapangan. Ya mungkin karena saat itu saya tinggal di desa, masyarakatnya masih mengusung permainan lama.Â
Mereka yang bermain akan saling berteriak, berkejar-kejaran jika melihat ada layang yang putus, memanjat pohon bahkan atap rumah untuk mengambil layang-layang tersebut.Â
Saat sedang bermain mereka akan berkata, "adu". Maksudnya mengadu layangannya dengan milik orang lain. Siapa yang paling tangguh dan layangan siapa yang akan putus terlebih dahulu.Â
Terkadang terdengar pula kata "gulung", artinya gulung benang tersebut, bisa jadi serangan lawan semakin berbahaya atau sekedar ingin menurunkan layangannya.Â
"Tidak adanya ruang bagi anak-anak tersebut membuat mereka malas untuk bermain layang-layang. Apalagi di wilayah perkotaan, sulit sekali menemukan lapangan. Bagaimana caranya mereka bermain jika tidak ada satupun tempat yang bisa digunakan?"
Beberapa hari belakangan ini saya melihat begitu banyak layang-layang berterbangan. Saya terperangah, masih ada ternyata disini. Memang saya tinggal di perbatasan antara kota dan kabupaten, jadi daerahnya masih cukup asri, hembusan angin masih cukup kencang dan terasa.Â
Bayangkan, dalam sehari saja bisa 3 layang-layang yang putus dan tersangkut di atap kamar saya. Kemudian ya saya ambil dan diberikan kembali kepada anak-anak tersebut keesokan harinya.
Kalau tidak saya ambil mereka akan berisik, menarik benang dengan keras sampai antena tetangga yang ada dilantai 2 digoyang-goyangkan. Kalau patah bagaimana? Sebelum layangan tersebut ada ditangan mereka, mereka tidak akan berhenti.Â
Terkadang, saya menjahili mereka. Saya ambil layangannya dan mereka riang merasa mendapatkan layang-layang. Ternyata mereka hanya mendapatkan benangnya saja.Â
![Penyebab Pudarnya Pesona Layang-Layang, Permainan Tarik Ulur Benang (Sumber: Dok. Pribadi).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/06/24/img-20200620-165310-jpg-5ef359a4097f36585c415dd4.jpg?t=o&v=770)