Mohon tunggu...
Safitry Wahyuni
Safitry Wahyuni Mohon Tunggu... Penulis - English Teacher

A English teacher and a novice writer

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Astaga, Suamiku Ternyata Saudara Kandungku!!!

3 Mei 2010   15:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:26 2290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Aku adalah seorang wanita, sebut saja namaku Ocha. Aku si bungsu dari dua bersaudara. Kakak laki-lakiku sudah beberapa minggu tidak pulang ke rumah karena diadopsi oleh tetanggaku. Aku berperangai tegas namun cukup penurut dan lembut. Banyak orang yang bersimpati kepadaku. Seperti kebanyakan wanita normal lainnya, aku juka suka dimanja, dibelai dan diperhatikan, walaupun kadang aku gengsi untuk menunjukkannya.

Sehari-sehari kegiatanku hanya berdiam di rumah menikmati hidup, yah makan, minum, tidur, kadang bermain. Kadangkala di waktu senggang, aku suka bepergian ke luar rumah untuk menghirup udara segar. Namun kadang aku terlibat konflik dengan lingkungan sekitarku, mungkin dikarenakan sifatku yang agak keras. Tak jarang aku terbirit-birit lari pulang ke rumah sambil mencak-mencak tak karuan. Itulah sekilas tentang aku.

Dalam hal percintaan, aku cukup punya banyak penggemar. Dari yang imut sampai yang amit-amit, dari yang berkelas tinggi sampai yang golongan kampung, semua memujaku. Padahal rasanya aku tidak manis-manis amat, mungkin karena sikap cuek bebekku yang membuat lawan jenisku penasaran abisss. Tapi, aku belum menemukan cinta sejatiku.

Pada suatu hari, ketika wedding season tiba, aku merasa sudah waktunya untuk menentukan pasangan hidup. Berkelanalah aku ke tempat-tempat yang bisa mempertemukan aku dengan pujaan hatiku. Dari pagi hingga malam kutelusuri jalan demi jalan, sampai akhirnya aku terduduk di sebuah gang sempit, gelap, lumayan becek, dan menyeramkan. Mataku mulai merasa ingin selalu terpejam. Kemudian hanya gelap dan nikmat yang kurasakan, walaupun sebelumnya aku sempat berteriak hebat karena rasanya ada sosok yang menggangguku. Akhirnya semua terlihat gelap,namun sayup-sayup sesekali terdengar raungan, desahan, dan erangan, entah dari mulutku sendiri atau dari mulut-mulut di sekitarku. Dan aku merasakan ada yang menindih di bagian punggung dan belakangku.

Singkat cerita pagi telah datang dan aku akhirnya sadar dan serta-merta merasa ingin pulang. Masih dalam kondisi yang lemah lunglai tak berdaya, aku sesekali merasakan ada yang mengikuti aku. Ketika sudah menginjak teras rumahku, muncullah sosok yang dari tadi mengikutiku. Ternyata dia adalah kakak laki-lakiku yang baru muncul setelah sekian hari tidak bertemu. Keadaannya cukup kumal dan kucel seperti sudah tidak mandi seminggu. Tapi dari gayanya menyapaku sepertinya dia bahagia sekali. Singkat cerita, dia bercerita kepadaku bahwa tadi malam dia bertemu dengan sesosok wanita cantik tapi berperangai keras yang berhasil dirayunya. Dia juga dengan bangganya menceritakan tentang perjuangannya "menaklukkan" wanita itu, sampai akhirnya wanita itu bertekuk lutut padanya dan...eeng...iing...eeng....(censored words!). Whaatttt?!! Aku hanya bisa menelan ludah. Rasanya apa yang dia ceritakan kok pas banget ya dengan yang kualami tadi malam, di gang sempit itu, ketika aku berkelahi dengan sosok yang aku tidak bisa lihat dengan jelas karena kegelapan malam, karena begitu lelahnya diriku, namun aku menikmatinya. Waduuuh...masa' sih tadi malam aku bercinta dengan sosok itu...Bagaimana ini, haruskah aku ceritakan apa yang sebenarnya terjadi antara aku dan dia tadi malam? Aaahhh..rasanya dunia mau kiamat saja...Padahal aku sudah bertekad siapa pun yang menyentuh diriku pertama kali, dialah yang jadi suamiku. Dan astaga, ternyata suamiku adalah saudara kandungku sendiri! Alamak!!

Akhirnya, karena sudah terlanjur cinta, duduklah kami bersanding berdua, bermesraan, sambil tak henti-hentinya saling menjilati bulu-bulu kami satu sama lain. Sesekali kugigit bagian kepala dan kupingnya yang agak-agak berkutu, mungkin karena sudah tidak pernah dimandikan oleh majikannya yang baru selama seminggu. Ah, kakakku, sekarang kamu sudah jadi suamiku. Sudahlah tidak mengapa, mungkin ini sudah takdir kita, nikmati saja. Aku sudah tidak sabar untuk menanti kelahiran anak-anak kita, tidak sabar untuk melihat seperti apa sih tampang mereka, apakah badan mereka nanti berwarna coklat mulus seperti aku, belang-belang hitam putih seperti kamu, atau malah kombinasi tiga warna dari warna-warna bulu kita? Hanya Tuhan yang tahu...

*dedicated to my beloved CATS; Ocha (female) and Acho (male)

**For readers yang sudah berkenan mampir, sorry, this is only a joke, unimportant, and maybe jayuuuuuussss...hehehe ;-)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun