Mohon tunggu...
Safitri Dina Prameswari
Safitri Dina Prameswari Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Detektif semesta berputar mencari arah, dia memiliki sebuah alat yang dapat membantunya menemukan jalan pulang - radar polaris. Alat ini membantu detektif semesta menentukan arah utara dengan melihat posisi bintang tertentu yang selalu terlihat di langit malam. Meskipun radar polaris tidak begitu terang, detektif semesta percaya akan ada petunjuk terbaik untuk kembali ke rumahnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kualitas Pendidikan Indonesia di Hari Pendidikan Nasional: Mengejar Ketertinggalan atau Melangkah Maju?

2 Mei 2023   09:26 Diperbarui: 2 Mei 2023   09:30 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Pendidikan Nasional merupakan hari yang dirayakan setiap tanggal 2 Mei untuk memperingati lahirnya Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan Indonesia yang dikenal sebagai pelopor pendidikan bagi anak-anak pribumi. Namun, ironisnya, pendidikan di Indonesia masih jauh dari harapan.

Pendidikan di Indonesia masih dihadapkan pada berbagai permasalahan yang menjadi hambatan bagi kemajuan pendidikan di negara ini. Salah satu permasalahan utama adalah kualitas pendidikan yang masih rendah. Berdasarkan data dari Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2018, Indonesia berada di peringkat ke-74 dari 79 negara peserta dengan skor rata-rata 371 di bidang matematika, membaca, dan sains. Ini menunjukkan bahwa siswa Indonesia masih tertinggal jauh dari siswa di negara-negara lain dalam hal kualitas pendidikan.

Selain kualitas pendidikan, masalah lain yang dihadapi pendidikan di Indonesia adalah aksesibilitas. Banyak anak-anak Indonesia yang masih sulit untuk mengakses pendidikan. Hal ini terutama terjadi di daerah-daerah terpencil dan miskin, di mana infrastruktur pendidikan masih sangat terbatas. Masalah aksesibilitas juga dapat terjadi pada kelompok marginal seperti anak-anak tunawisma, anak-anak dengan kebutuhan khusus, dan anak-anak dari keluarga miskin.

Ironisnya, meskipun pemerintah telah mengalokasikan anggaran yang besar untuk pendidikan, namun kualitas dan aksesibilitas pendidikan di Indonesia masih jauh dari harapan. Pemerintah telah meluncurkan berbagai program dan kebijakan untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia, seperti program Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk memberikan bantuan biaya pendidikan kepada siswa miskin, program wajib belajar 12 tahun, dan lain sebagainya. Namun, program dan kebijakan tersebut masih belum cukup efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Selain masalah internal, pendidikan di Indonesia juga dihadapkan pada tantangan eksternal seperti perkembangan teknologi yang semakin pesat dan globalisasi. Teknologi memberikan dampak yang besar pada pendidikan di Indonesia, di mana siswa harus mampu menguasai teknologi agar dapat bersaing di era globalisasi. Namun, tidak semua siswa di Indonesia memiliki akses yang sama terhadap teknologi, sehingga perlu adanya program yang dapat memberikan akses teknologi yang merata untuk semua siswa.

Secara keseluruhan, ironisnya meskipun hari Pendidikan Nasional dirayakan setiap tahunnya, namun kualitas dan aksesibilitas pendidikan di Indonesia masih jauh dari harapan. Pemerintah perlu memperkuat program dan kebijakan pendidikan yang ada, serta mengembangkan strategi baru yang efektif untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan di Indonesia. Semua pihak harus bersama-sama bekerja keras untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu pendidikan yang berkualitas dan merata bagi semua anak-anak Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun