Kau lahir begitu murni
kau teriakkan tangis yang membawa sejuta kebahagiaan
harapan yang terlantun indah lewat kehadiranmu
serta doa agar kelak engkau tumbuh menjadi sosok yang berguna
hingga engkau menjadi tunas yang membuat bangsa begitu bangga
Engkau, adalah anak-anak generasi penerus bangsa
Namun saat ini jiwa selalu terjaga
karena kegelisahan yang terus merenggut Asa
dunia yang semakin tak indah lagi untukmu, anak-anak bangsaku
ketika panutan telah hilang ditelan oleh keserakahan
korupsi makin menjalar, narkotika terus mengakar
elit politik terus ribut tentang sengketa kekuasaan
sumpah serapah, caci maki, saling benci, semakin beranak pinak
teknologi yang kita banggakan, terus digunakan untuk kebohongan
kekerasan terus menginjak kaki mereka,
yang berjuang demi kedamaian
Engkau, anak-anak generasi penerus bangsa
teruslah tumbuh menjadi tunas
diantara banyaknya hama yang mengusik
hingga kelak engkau akan terus berdiri semakin teguh dan kuat
bersama keharuman bunga yang kau bawa untuk keindahan dunia
merubah semua yang telah gelap menjadi terang
yang telah rusak menjadi utuh dan tak berserak
lewat keteladanan dan kemuliaan hati yang tumbuh dalam jiwamu
Engkau, anak-anak generasi penerus bangsa
teruslah berlari hingga mencapai titik yang paling tinggi
melalui prestasi dan kreatifitas, yang membuatmu menggapai cahaya
jangan hiraukan mereka yang bisikkan telinga,
untuk membuat kau tersesat
tetaplah tumbuh menjadi tunas bangsa
diantara kegelapan dan gersangnya kehidupan dunia
Kolong Langit, 28 April 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H