Hari itu menjelang senja
cuaca terlihat begitu cerah
angin bertiup semilir menyentuh wajah
burung-burung berterbangan dengan lincah
ombak bergulung-gulung maju mundur diujung pantai
sepasang remaja tengah asyik bercengkrama
Anak-anak penjual koran berlari menyusuri kota
tawa renyah seorang Ibu terdengar dimobil mewah
pedagang sibuk melayani pembeli dagangannya
kolong langit terlihat sibuk dengan para hehuniannya
Seperti para hehunian yang sedang menikmati senja
Aku memilih berjalan menyusuri petang di tepi pantai
sembari melihat keriangan anak-anak dengan ayah bundanya
bergelut bersama ombak yang membasahi kaki-kaki mereka
juga sepasang kekasih duduk diatas pasir dengan kaki telanjangnya
menanti sunset muncul dan tenggelam bersama malam
lukisan keindahan yang tak hendak cepat aku lewatkan
Aku mengambil kamera dari tas kecilku
ingin kuabadikan setiap keriangan di senja itu
sunset telah muncul begitu indah di ujung pantai
saat hendak kubidikkan kameraku kearahnya
Aku seketika terusik akan sesuatu
sosok yang terpaku duduk didekat kursi batu
matanya binar menatap ke atas langit
memandangi sunset dengan rekah senyum dibibirnya
membuat keanggunan memancar dari wajahnya
membuat senja menjadi makin indah
Ketika sunset telah berganti menjadi gelap
Aku melangkah tuk beranjak
dengan pikiran yang terus mengingat wajah sosok itu
kenapa yang kulihat hanya kesedihan dibalik senyumnya?
Kolong Langit, 27 Maret 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H