Sore itu awan terlihat gelap
suara gemuruh ombak semakin teriak
burung-burung terbang rendah menuju pepohonan
gemericik air hujan mulai berjatuhan
wajah-wajah penuh kegelisahan berlarian mencari lindungan
cerita senja yang terlarut dalam hujan dan gelap
menatap bersama kesedihan yang menyelindap
Hari semakin larut dan gelap
hujan masih saja mengguyur tanpa rehat
hehunian mulai nekad menabrak guyuran
membasuh hingga sekujur tubuh menjadi kuyup
kendaraan berlalu lalang melindas setiap genangan
tanpa peka akan percikan yang melempar hunian jalan
malam yang berselimut dingin dan pekat
bersemayam bersama kesepian yang mengendap
Jarum jam tertuju pada angka dua belas
hujan mulai meredakan alunan gemericiknya
suara bising semakin samar kemudian menghilang
berganti sunyi dan langit yang makin hitam
roda yang berlalu-lalang perlahan berkurang
suara burung hantu menyaut-nyaut diatas rindang
kucing mengeong seperti kelaparan
tengah malam yang pekat dan kelam
melarut bersama emosi yang mendendam
Bersama hujan dan malam
setitik air membaur dalam tiap-tiap dentuman
mengendap bathin hingga meluap menjadi genangan
membisu dalam kosong dan kesunyian
cerita yang bersembunyi dibalik hujan
merenung dalam hening dan kehampaan
hingga malam membawa tiap bait kepiluan
mengalir bersama buliran hujan
SA, 6 Februari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H