Mohon tunggu...
Safitri A.N.D
Safitri A.N.D Mohon Tunggu... -

"Start writing, whatever happens, the water will not flow before the tap is opened"---Louis L'amour

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Yang Memerdekakan Keadilan

15 Januari 2019   21:59 Diperbarui: 15 Januari 2019   22:28 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami tak butuh spanduk yang tertata
membentang senyum dan tawa ditiap sudut jalan
dengan kata dan tampilan sebagai hiasan
Kami tak ingin suara-suara rayuan
dengan lirik-lirik yang diindahkan
serta alunan nada yang melarutkan
terlalu bising dan menyesatkan

Kami tak menginginkan harapan
yang terlontar seperti nyanyian gombal
melantunkan bait-bait kalimat bermakna ilusi
seperti syair tentang keindahan dalam imajinasi
yang menyeret jiwa dalam khayal surgawi
terlalu berisik dan menipu diri

Kami kini terbelenggu dalam sedih
menyaksikan mereka yang tertindas di negeri sendiri
mereka yang mencari sesuap nasi dengan tertatih
mereka yang menjadi korban kekerasan
direnggut jiwanya tak manusiawi
mereka yang berjuang untuk perlindungan dipenjarakan
ada yang bertopeng atas nama agama dan kebenaran
berteriak tentang HAM namun menindas hukum dan keadilan

Kami kini menangis dalam lirih
bermimpi untuk negeri damai tanpa caci maki
anak-anak bahagia tanpa rasa takut terus menghantui
perempuan tak lagi terpinggirkan dan didiskriminasi
hidup saling menghargai, hormat menghormati
penjahat tak lagi merajai disetiap pelosok negeri

Kami kini berharap dalam hati sanubari
ber-angan tentang negeri masa depan nanti
untuk wakil rakyat yang tak lagi memakan uang rakyat
untuk pemerintah yang tak abai akan hak rakyat
untuk pemimpin yang berjalan maju bersama rakyat

Kami adalah rakyat
sudah penat dengan janji-janji
Kami membutuhkan wakil rakyat dan pemimpin negeri
yang memerdekakan keadilan yang hakiki

(Kolong Langit, 15 Januari 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun