Mohon tunggu...
Safitri A.N.D
Safitri A.N.D Mohon Tunggu... -

"Start writing, whatever happens, the water will not flow before the tap is opened"---Louis L'amour

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Cerita Kita di Atas Bukit

3 Januari 2019   12:40 Diperbarui: 3 Januari 2019   13:18 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Mypic.doc

Kawan,
kapan kita kembali berbagi cerita di atas bukit
tertawa lepas, meneriakkan semua penat didada
tak ada cerita tentang politik, yang membuat kening mengernyit
tak ada debat tentang agama, yang mengentak sesak dijiwa
tak ada kebencian, kita saling berbagi kepedulian
tak ada permusuhan, kita mengikat kuat kekeluargaan
kita begitu menikmati kebebasan bersama alam

Kawan,
kapan kita kembali berpetualang
dengan tas carrier di atas punggung
menerjang terjalnya bebatuan
menelusuri hutan rimba hingga malam
kadang hujan mengguyur dalam perjalanan
teriknya mentari membuat baju kering dibadan
suara burung-burung bercicitan, menemani langkah pendakian
menambah serunya petualangan, meski terkadang badai datang

Kawan,
Kapan kita kembali berbagi rasa didalam tenda
atau berteduh dibawah gua batu, ketika angin menerjang tenda kita
sambil bercerita tentang angan-angan dan masa lalu
juga tentang cinta yang berlabuh dalam jiwaku dan jiwamu
terkadang kita saling melemparkan ledekan jenaka
yang membuat mata tetap terjaga hingga pagi tiba

Kawan,
kapan kita kembali menepi diatas bukit
saat dimana kita merindukan keheningan
kita jadikan bukit tempat yang paling nyaman
hutan-hutan hijau yang meneduhkan
kobaran api unggun yang menghangatkan
mesti terkadang hadir ketakutan
namun kebersamaan membuat kita tetap tangguh berjalan

Kawan,
sudah seberapa jauh saat ini kita berjalan
bahkan kita sudah tak lagi saling menatap bayangan
mungkinkah kesibukan dibumi membuat kita saling melupakan
tidakkah kita merindukan lagi petualangan kita
mendengar nyanyian burung dipagi hari
gemericik air terjun yang menyejukkan
pepohonan yang begitu rindang
duduk dibebatuan yang tertata rapi diatas sungai
ledekan yang saling kita lontarkan

Kawan,
waktu telah membuat kita semakin menua
bumi bahkan semakin tak ramah
bisakah kita kembali mengulang sejarah
mesti tiap detik telah menjadikan kenangan diantara kita
bahkan ada jejak yang telah pergi dan meninggalkan
aku ingin membuat rindu ini kembali nyata
untuk kembali menorehkan cerita
tentang tawa, kebersamaan dan persahabatan
diatas bukit dan hutan kita

Kolong Langit, 3 januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun