Karena Rindu, Aku kembali
merangkai kata menjadi kalimat kemudian paragraf
meretas ide-ide, gagasan, dan pikiran
menyulam menjadi satu, utuh dan bermutu
namun seketika semua menjadi buntu
berulang kali kutuliskan kata-kataku
hingga panas jari-jari tangan menari diatas laptopku
setelah berulang kali kuresapi, semua terbaca rancu
Karena rindu, Aku kembali
berbagi informasi, pandangan dan wawasan
menuangkan rasa, cara dan pengalaman dalam satu bingkai
merajut kekosongan menjadi kebermaknaan
namun kepercayaan diriku terasa hilang
setelah kuselesaikan semua kalimatku
mataku selalu tertuju pada tombol ulang
hingga peluh membasuh ragaku, semua termakna gersang
Karena Rindu, Aku Kembali
menciptakan daya kreatifitas dalam hariku
mengubah jenuh menjadi candu
mengobarkan kembali semangat yang jatuh
namun begitu ingin kulekatkan semua ideku
tiba-tiba ia melayang seperti angin, kemudian hilang
sudah habis lima putaran lagu dari headphoneku
tak juga kuselesaikan rangkaian tulisanku
Karena Rindu, Aku kembali
menyatukan ragawi dalam ruang komunikasi
secara berdikari mengembangkan diri lewat sosialisasi
namun masih tersendat untuk kutebarkan imajinasi
seolah masih tak ingin keluar dalam memori
mungkinkah aku masih butuh waktu
kelak ketika daya pikirku lancar kembali
Aku akan mengetuk pintu rinduku lagi
Kolong Langit, 29 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H