Sayup-sayup lantunan lagu terdengar mengusik telinga
membangunkan raga dari lelap
bersama mimpi yg tak ber-ending
embun pagi menyergap di ujung dedaunan
membasahi setiap helainnya yang kian mengering
dibalik tirai jendela tua
dedentuman suara-suara berisik bervolume kian tinggi
semakin menggertak tubuh untuk beranjak pergi
Tahun demi tahun berlalu...
bergerak tanpa menunggu dan mengingatkan
meninggalkan setiap detik dengan cerita yang bernada
alunan irama menyimpannya dalam memori lisan
menjadikannya lagu dengan lirik yang cepat dan lambat
menyanyikannya sebagai pengingat dalam setiap perjalanan
Jiwa ini terus mencari untuk menetap
menyusuri waktu dengan selembar kisah yang tercoret
mengendap dalam ruang yang bernuansa
beribu ucap, marah, dan tawa lahir menjadi sejarah
hingga langkah menjadi lirih dan diam
ketika marah lebih mengusik relung
dan mengendap menjadi dendam
memaksa jiwa untuk kembali mencari labuhan
Cerita ini belum menemukan ending-nya
masih menjadi bab yang memuat judul-judul kecil
memuat setiap bagiannya dengan tulisan-tulisan yang bersambung
menuntutnya mencari judul yang membuat menjadi utuh
tak sobek dan berserak
hingga akhirnya ia sampai pada titik-nya
(Kolong Langit, Desember 2014 Silam)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H