Ketika kita meminta seseorang untuk langsung melupakan masalahnya, maka itu sama saja dengan kita meminta dan memaksa orang tersebut memendam berbagai emosi negatif (di alam bawah sadarnya). Â Suatu saat, hal itu akan menjadi toxic bagi dirinya sendiri. Terlebih lagi jika hal itu terus menerus mereka tumpuk sepanjang hidupnya.
Tak jarang, beberapa orang dari kita juga masih suka membanding-bandingkan masalah antara dirinya dengan orang yang kena masalah. Biasanya dengan ucapan "Kamu mah masih mending, aku.....". Mungkin, tujuan mereka mengutarakan kalimat tersebut bertujuan untuk  memberitahu bahwa ada masalah yang lebih besar dari masalah mereka.
Tetapi, kita perlu ingat bahwa kekuatan mental setiap orang itu berbeda-beda. Membanding-bandingkan antara penderitaan si  A dengansi B hanya akan membuat lawan bicara kita merasa dirinya semakin tidak berharga. Hal ini bisa meningkatkan stres atau depresi yang mungkin sudah mereka alami.
Empati vs Toxic positivity
Perlu diakui bahwa kata-kata positif diperlukan untuk membuat diri lebih semangat saat menghadapi masalah. Namun, apa yang membedakan rasa empati dengan toxic positivity?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain, sedangkan toxic positivity adalah memaksakan segala sesuatu agar terasa baik-baik saja.
Lalu, bagaimana cara agar tidak menjadi toxic?
Kita juga bisa membantu mereka dengan mendukung dan menerima perasaan mereka apa adanya. Cobalah bayangkan kita ada di posisinya. Berempati pada mereka juga dapat membuat mereka merasa lebih di mengerti. Atau ada beberapa respon yang bisa kita berikan, antara lain :
"iya, aku ngerti kok..."
"aku tau pasti ini berat buat kamu..."
"wajar kok kamu merasakan ini..." dll
Biarkan mereka mengutarakan seluruh isi hatinya. Setelah mereka terlihat lebih tenang, tanyakan apa yang mereka butuhkan. Tapi jangan memaksakan keinginan kita pada mereka karena belum tentu mereka memiliki sudut pandang yang sama dengan kita.