Mohon tunggu...
SfrNA19
SfrNA19 Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa/penulis terbaik cipta puisi

Penulis puisi, penyuka musik, penyuka kesepian, kegelapan dan seorang pemimpi tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Diam

13 Januari 2023   12:16 Diperbarui: 13 Januari 2023   12:37 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Diamku adalah takut
Diamnya adalah pengecut
Matanya tajam nan indah
Menunduk melihat buku petuah

Diamku adalah sedih
Diamnya adalah benci
Rinduku tertahan sangatlah pedih
Sulit menjadi sesama pembenci

Diamku menjadi trauma
Diamnya menjadi cacian
Cintaku tak ia hiraukan
Hanya caci yang ku terima

Suka bukan berarti cinta
Cinta bukan berarti sayang
Setia tak mudah untuk menjadi nyata
Bermesra hanya sekedar bersenang-senang

Do'a selalu terpanjat kepadanya
Berharap hatinya terbuka
Menerimaku nanti kepadanya
Pada saat waktu yang tepat bertatap muka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun