Mohon tunggu...
Gadis Shafira
Gadis Shafira Mohon Tunggu... Freelancer - live and learn

dont forget to live your life and learn the journey guys 💕

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Si "Pecandu Gadget"

27 Oktober 2019   23:47 Diperbarui: 28 Oktober 2019   00:10 1255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum membahas lebih lanjut tentang "pecandu gadged" pada anak, pernahkah ayah dan bunda mengamati perilaku ayah bunda sendiri dalam frekuensi pemakaian gadged ? seperti berapa menit sekali memainkan gadged, atau berapa kali memeriksa gadged dalam waktu 1 jam, 30 menit, atau bahkan dalam kurun waktu 10 menit.

Voting yang diadakan oleh Gallup, sebuah organisasi internasional, pada tahun 2015 yang mendapatkan hasil bahwasannya ada 41% orang dewasa yang mengguanakan smartphone akan memeriksa smartphonenya dalam beberapakali dalam satu jam dan 11% memeriksanya dalam beberapa menit. Ketika responden yang dituju menjadi hanya orang-orang yang berusia 18 -- 29 tahun, didapati ada 51% orang yang memeriksa smartphonenya beberapa kali dalam satu jam dan 22% memeriksa setiap beberapa menit,  dan Persentase tersebut selalu meningkat beberapa tahun terakhir ini.

Sangat disayangkan, alih-alih memberikan dot pada anak, saat ini orangtua lebih memilih untuk memberikan gadged pada anak. seperti sebuah artikel di the telegraph online, sebuah surat kabar ternama di Inggris, yang menambahkan sebuah realita dimana orangtua di era digital ini sudah mempunyai cara termudah dalam menenangkan anaknya serta cara untuk megalihkan perhatian anaknya agar tidak menggangu orangtunya yaitu dengan memberikan gadged.

Hal tersebut membuat sifat kecanduan gadged pada anak akan mencul sedini mungkin. Jangan ditanya soal baik atau buruknyaa, yang pasti semua hal itu pasti mempunyai sisi positf walau terkadang ada lebih banyak sisi negatifnya.

1.  Sisi positif.

Menambah pengetahuan. Secara tidak langsung anak bisa belajar dari tontonan / game yang sering ia mainkan di smartphone. Tiba-tiba bisa berhitung walau hanya dengan nyanyian, tiba- tiba mempunyai kosa kata baru, dan menambah wawasan.

2.  Sisi negatif.

a. Menghambat perkembangan kognitif anak.

jika jaman dulu ketika menginginkan sesuatu membutuhkan waktu karena harus memikirkan kemungkinan-kemungkinan agar mendapatkan apa yang ia inginkan, sekarang Karena banyaknya kemudahan yang didapat dari berbagai aplikasi pada gadged dengan hanya sekali sentuh, anak akan mudah mendapatkan apa yang ia inginkan sehingga kemampuan kognitifnya kurang terasah.

b. Banyaknya gangguan kesehatan yang ditimbulkan.

Seperti kurang berkembangnya kemampuan motorik anak. seperti lemahnya kemampuan anak dalam memegang sebuah objek (sering menjatuhkan barang yang digenggam), gangguan pengelihatan, dapat meyebabkan text neck ( tekanan berlebihan disekitar leher karena terlalu banyak menunduk/ melihat kebawah akibat penggunaan gadged) yang bisa pada kerusakan permanen tulang leher hingga tulang punggung, dan gangguan pola tidur pada anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun