Mohon tunggu...
Gadis Shafira
Gadis Shafira Mohon Tunggu... Freelancer - live and learn

dont forget to live your life and learn the journey guys 💕

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kelekatan Antar Anak-Orangtua dengan Masa Depan

22 September 2019   01:16 Diperbarui: 22 September 2019   01:32 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

      Teori kelekatan berpendapat, sebuah ikatan fisik dan emosi yang kuat pada pengasuhan pertama dalam kehidupan manusia akan sangat penting bagi kehidupan selanjutnya. Jika ikatan pada tahap awal ini kuat, dan kita terhubung dengan pengasuh(orang tua) secara aman maka kita akan merasa aman untuk manjelajahi dunia karna sadar adanya temat untuk pulang dan bisa kembali kpan saja. Sebaliknya, Jika ikatan kita lemah maka kita tidak akan merasa nyaman, kita akan merasa ketakutan untuk pergi menjelajhi dunia karana dunia tampak berbahaya dan menakutkan karna kita tidak tau apakah ada temat untuk pulang dan berlindung.  

      Orang-orang yang memiliki kelekatan aman dikatakan memiliki kepercayaan diri yang lebih pada masa depan, mudah untuk bersosiaalisasi dengan individu lainnya, serta memiliki potensi sukses lebih besar dalam kehidupan. Sebaliknya, Orang-orang yang merasa tidak aman cenderung tidak percaya pada orang lain, kurang memiliki keteramilan sosial dan memiliki masalalah saat membangun hubungan.

 Terdaapat satu hubungan yang aman dan tiga jenis kelekatan yang tidak aman yaitu anxious-ambivalent (cemas/ambivalen), anxious-ambovidant (cemas/menghindar), anxious-disorganized( cemas/ tidak terorganisir)

Untuk memahami teori ini lebih baik mari kita simak cerita dibawah ini :

      Ibu dan bapak Jhon memiliki empat orang anak  David, Irene, Suga, dan Luda. Ibu dan bapak Jhon adalah orang tua yang menjalani kehidupan sehari -hari bersama  anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. Sering memeluk anak-anaknya, sering Qtime dengana anak-anaknya, dan selalu ada untuk anak-anaknya. Tapi, suatu hari pak Jhon jatuh sakit dan meninggal dunia, kejadain ini membuat kehidupan sang istri menjadi rumit dimana bu Jhon menjadi menghabiskan seluruh waktunya untuk berkerja demi anak-anaknya. Akan tetapi juga tetap berusaha untuk merawat anak-anaknya yang Tentu saja ini sangat mustahil.

      Pada  usia 6 tahun David sudah mulai berkembang, karakternya kuat dan sudah mulai terlihat. Situasi baru ini tidak terlalu mempengaruhinya, Dia tahu bawa ibunya akan selalu ada untuknnya dan tetap mengerti bahwasannya akan ada ibunya tempat untuk berlindungnya. Tentu saja David merasa kelekatan antar ia dan ibunya aman. kemudian saat remaja ia menjadi pemuda yang optimis, percaya diri, gembira, dan positif.

      Irene yang umurnya baru 3 tahun saat ditinggal ayahnya memiliki masalah karena kurangnya perhatian. Bagi Irene  ibunya sekarang telah berubah dan ia mengkhawatirkan hubungannya dengan sang ibu. Oleh karena itu Irene menjadi anak yang caper. semakin manja, semakin lengket dengan ibunya. Namun tidak hanya itu, Irene juga semakin buruk perilakunya karna selalu ingin mendapatkan perhatian dari ibunya dengan cara rewel, berteriak, marah-marah, dll. Yang mana Irene bertingkah tidak sesuai dengan biasanya dan tidak menjadi dirinya sendiri yang berakibatkan Irene menjadi seseorang yang sulit diprediksi oleh orang lain atau yang biasa kita sebut dengan "mood mood an". Kepribaadiannya menjadi kurang positif dan gaya kelekatan seperti Irene ini di sebut dengan anxious-ambivalent (cemas-bertolakblakang).

      Lalu suga yang pada saat kematian ayahnya ia masih berumur 2 tahun dan ia harus hidup bersama pamannya. pamannya menyayangi Suga, tatapi pamannya pikir pendidikan yang baik adalah pendidikan yang ketat. Jika Suga menjadi aktif dan banyak tingkah pamannya akan marah bahkan terkaang sampai memberikannya hukuman, itu adalah hal yang sangat menakutkan bagi Suga. Lama kelamaan Suga belajar caranya menghindari hal buruk tersebut dengan sering berbohong dan menutupi perasaan sesungguhnya yang berakibatkan menjadi suatu kebiasaan hingga ia dewasa. Yang mana saat dewasa tiba Suga tetap menggunakan kebiasaan itu saat memiliki masalah dengan orang lain. dan kepribadian dirinya cenderung negatif. Tingah laku seperti Suga ini disebut anxious-avoidant (cemas-menghindar).

      Dan yang terakhir ada Luda yang masih berusia satu tahun saat ayahnya meninggal dunia yang membuat Luda harus diasuh di tempat penitipan anak. sayangnya, beberapa pengasuhnya kurang terlatih untuk mengasuh anak seehingga banyak dari pengasuh mempunyai emosi yang tinggi karena banyaknya anak yang harus diurus sembari dengan banyaknya pekerjaan yang harus mereka lakukan. Bahkan beberapa pengasuhnya sangat kasar. Oleh karena itu Luda menjadi sangat cemas karna Luda merasa tidak ada tempat aman yang bisa memberikannya kasih sayang dan cinta seperti dulu. hal ini yang membuat Luda tidak pernah tenang dan menghindari kontak sosial karna merasa tidak aman.  Akibatnya saat dewasa ia berpikir tidak akan mendapatkan cinta, dan kepribadian dirinya menjadi amat sangat negatif. Kelekatan Luda ini disebut dengan anxious --disorganized (cemas tidak terorganisir)

 

Salah satu bahaya Saat kita tidak terlalu memiliki kelekatan dan mengalami suatu kecemasan sejak kecil berakibatkan kita bisa memiliki tingkat stress yang tinggi. Kenapa ? karena kelenjar ardenalin kita, organ yang berada di ginjal kita memproduksi hormon stress dan kortisol. Denyut jantung meningkat, tekanan darah meningkat, dan kita menjadi cemas dan waspada. Jika itu sering terjadi maka akan mengakibatkan stress toxsic (beracun) karna merusak perkembangan otak anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun