Pernah dengar keluhan kerabat kita tentang kerja kelompok dan sistem mereka? "Kerja kelompok tuh satu kerja, lainnya maen berkelompok"
Kenapa bisa terjadi fenomena perpecahan diantara satu team? Padahal tujuan mereka sama sama ingin menyelesaikan tugas dan mendapatkan nilai.
Kasus keluhan-keluhan anak soal ketidakkompakan saat berkumpul atau bekerja dalam team adalah salah satu soal yang belum terselesaikan hingga saat ini.
Pembelajaran social awareness selalu diperlukan dalam pendidikan anak, namun implementasinya belum sepenuhnya berhasil.
Kesadaran sosial adalah representasi jiwa seseorang akan dirinya sendiri dan orang lain. (Wegner & Guiliano, 1982). Prasolova- Forland (2002) Â mengemukakan bahwa kesadaran sosial berhubungan dengan kewaspadaan seseorang terhadap situasi sosial yang dialami oleh diri sendiri dan orang lain, sehingga individu dapat menjadi tahu dan menyadari hal- hal yang terjadi di sekelilingnya, seperti mengenai apa yang orang lain lakukan, apakah seseorang terlibat dalam suatu percakapan dan dapat diganggu, siapa saja yang berada di sekitar, dan keadaan apa yang sedang terjadi.
Dalam hal ini, kesadaran sosial dapat dilihat sebagai sebuah presentasi dari persepsi individu tentang informasi yang berhubungan dengan tujuan sosialnya (Sheldon, 1996). Postmes, Spears, dan Cihangir (2001) membuktikan bahwa dalam upaya untuk mempengaruhi orang lain, seseorang cenderung memberikan perhatian khusus tentang bagaimana orang lain menilai dirinya, sehingga orang tersebut dapat menyesuaikan diri dengan bentuk partisipasi yang sesuai untuk dilakukan, dan kemudian secara perlahan akan mempengaruhi penilaian orang lain terhadap dirinya dalam lingkungan sosial tersebut.
Keharusan adanya kesaaran diri bahwaa kita adalah "mahluk sosial" itu sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya social awareness dalam diri kita membuat kita lebih mudah dalam menjalani kewajiban dan hak kita sebagai mahluk sosial dan tentunya membuat kita lebih memahami ralitas dalam masyarakat sosial. Nah, social awareness ini tidak hanya untuk individu tapi juga berlaku untuk kesadaran bersama.
Keselarasan antara sosio-emosional anak dengan social awareness anak  baiknya dibina sejak dini, namun tetap berlanjut hingga dewasa.
Karena Keseimbanhan antara sosio-emosinal dan social awareness menciptakan pribadi anak yang dinamis dan luwes, bergaul dengan empati dan dapat menempatkan keperluan pribadi dan kelompok dengan lebih tepat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H