Berteriak adalah salah satu cara anak dalam mengungkapakan suatu perasaan tertentu, keinginan tertentu, dan emosi tertentu. Puncak kebiasaan anak yg suka beteriak adalah sekitar umur 18 bulan sampai 2 tahun. Lalu bagaimana jika kebiasaan itu terbawa sampai anak tumbuh dewasa ? harus diatasi secepatnya bukan ?
Sukanya anak berterik dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, ketika ia ingin tahu seberapa besar dan seberapa kuat suaranya jika bertiak, ketika ia ingin sesuatu, kurang nyaman saat berada di tempat umum, ketika dia mempunyai kemampuan yang masih terbatas  dalam berkomunikasi dalam mengungkapkan keinginannya. Menurutnya, satu-satu cara untuk meminta sesatu adalah dengan cara berteriak.
Meskipun berteriak adalah fase normal dalam pertumbuhan anak dan biasanya akan hilang dengan sendirinya , bukan berarti kebiasaan ini bisa dibiakan begitu saja. Bunda bisa kok mengurangi kebiasaan anak yg suka berteriak dengan berbagai cara sebagai berikut :
1. Beri contoh
 Monkey see, monkey do. Jangan suka berbicara sambil berteriak sekalipun sekedar memanggil seseorang kalau bunda tidak mau anak bunda juga suka teriak-teriak.
2. Alihkan
Saat anak mulai teriak-teriak putarkan musik lalu ajak ia bernyanyi, jika tetap berteriak dan tidak mau, keluarkan mainan music dan suruh ia memainkannya. Memang akan tetap berisik, tapi suaranya masih bisa diterima oleh telinga.
3. Inside & outside
Ajarkan kepada anak apa itu inside voice dan outside voice. Ajarkan pada mereka jika inside voice ( suara normal) yang harus digunakan ketika dirumah, lalu outside voice ( ssuara teriak) biasanya dipakai ketika berada ditaman.
4. Jangan menyerah
Kalau anak berteriak karna ing sesuatu yang bunda larang, jangan menyerah atau jangan mengalah karna tak tahan dengan suara teriakan anak, karna kalau bunda menyerah anak akan menjadikan berteriak adalah senjata yg akan selalu dipakai saat menginginkan sesuatu.