Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia dipengaruhi oleh kebijakan moneter Bank Indonesia. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan akses UMKM terhadap meningkatkan kemampuan manajemen, inovasi dan pembiayaan UMKM, serta dapat meningkatkan kontribusi terhadap kestabilan sistem keuangan dan perekonomian.Â
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) telah melakukan banyak hal untuk mendorong perekonomian negara, terutama dengan membuka kesempatan kerja baru dan mendorong inovasi. Hal ini membuat UMKM menjadi bagian penting dari ekonomi negara. Selain itu, lapisan pelaku usaha yang paling besar dalam struktur ekonomi adalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, hal tersebut juga dikenal sebagai pelaku rakyat. Oleh karena itu, UMKM harus tetap ada dan berfungsi untuk membentuk perekonomian yang tangguh.
Pada era perubahan ekonomi global dan perdagangan bebas, UMKM memiliki peran baru yang lebih penting. Ini diikuti oleh pertumbuhan ekspor nonmigas yang didorong oleh kemajuan teknologi dan komunikasi serta divisi bisnis yang membantu bisnis besar dengan menyediakan bahan-bahan tertentu, seperti komponen dan suku cadang, dan menghubungkan proses produksi dengan sistem subcontracting.
Dampak kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank Indonesia atau Bank Sentral terhadap UMKM yaitu :
1. Penyaluran Kredit Perbankan : Kebijakan moneter yang mengatur kebijakan kredit bank dapat memengaruhi penyaluran kredit bagi UMKM. Ini terjadi karena bank sentral meningkatkan likuiditas sistem perbankan, sehingga memudahkan UMKM untuk mendapatkan pinjaman. Begitupun sebaliknya, UMKM dapat mengalami kesulitan mendapatkan sumber pembiayaan yang diperlukan untuk mengembangkan bisnis mereka jika terdapat penyaluran kredit yang ketat.
2. Tingkat Inflasi : Jika kebijakan moneter tidak baik, inflasi dapat meningkat sehingga berdampak buruk pada UMKM. Namun, jika inflasi rendah maka daya beli masyarakat akan cenderung stabil sehingga mendukung penjualan produk UMKM. Inflasi yang rendah juga dapat membantu UMKM dalam menjaga keterjangkauan harga bahan baku dan menjaga daya beli konsumen.
3. Kestabilan nilai mata uang : Nilai tukar rupiah yang stabil dapat membantu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mengatur biaya produksi dan mendapatkan bahan baku yang murah.
4. Suku Bunga : JIka suku bunga meningkat, minat debitur dalam meminjam uang akan berkurang. Tetapi jika suku bunga menurun, minat debitur akan meningkat, karena semakin sedikit bunga yang harus dibayarkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H