Mohon tunggu...
Safira Ramadhani
Safira Ramadhani Mohon Tunggu... Perawat - mahasiswa keperawatan fakultas universitas airlangga

suka membaca, menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Leptospirosis Bahaya Nggak Sih???

9 Mei 2023   18:30 Diperbarui: 9 Mei 2023   19:02 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

AWAS BAHAYA !!! PENYAKIT LEPTOSPIROSIS

Di musim hujan, seperti sekarang yang masih terjadi sampai hari ini masih melanda diseluruh wilayah di negara indonesia. Di musim penghujan, masyarakat indonesia diharapkan dapat bisa mulai waspada dengan datangnya bencana banjir, khususnya masyarakat yang tinggal didaerah rawan banjir. Hal ini, dapat menyebabkan penyakit leptospirosis yang jarang diketahui oleh masyarakat. Kasus leptospirosis terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir yang telah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa. Leptospiroris merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira. Infeksi bakteri ini ditularkan kepada manusia melalui hewan seperti tikus, sapi, babi dan anjing. Serta saat lontak dengan banjir atau genangan air sungai hingga selokan. Bakteri leptosipra dapat hidup selama bertahun-tahun dalam ginjal hewan dan terbawa dalam urin hewan yang kemudian bercampur dengan air tanah dan lumpur.

Leptospirosis dapat ditularkan kepada manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau jaringan dari hewan yang terinfeksi. Bisa juga melalui kontak dengan tanah atau air yang terkontaminasi urin hewan yang  terinfeksi. Bakteri biasanya masuk ke tubuh melalui luka terbuka, seperti luka lecet, luka besar, luka robek. Bakteri juga dapat melewati selaput lendir seperti kulit yang melapisi rongga mulut, hidung, pencernan dan bagian mata. Dalam beberapa kasus leptospirosis pada manusia menyebabkan penyakit ringan. Tetapi pada beberapa orang dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Dinas kesehatan Jawa Timur mencatat hingga maret 2023 kasus leptospirosis di Jatim (07/03/2023), telah menjakit 249 orang. Sudah 9 orang meninggal akibat penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira dibandingkan dengan jumlah kasus sepanjang 2022 jumlah kasus saat ini sudah cukup mengakhawatirkan. Berdasarakan data Dinkes Jatim, kasus leptospirosis pada tahun 2022 sejumlah 606 kasus. Sedangkan sampai dengan 5 maret 2023 jumlahnya sudah 249 kasus. Kita harus waspada agar jangan sampai kita abaikan atas problem kesehatan ini. Penyakit leptospirosis bisa ditemukan setiap waktu terutama dimusim penghujan yang terjadi peningkatan kasus leptospirosis. Di Kabupaten Probolinggo (07/03/2023), tejadi sebanyak 3 kasus dengan jumlah kematian 2 orang, Gresik 3 kasus, Lumajang 8 kasus, kota Probolinggo 5 kasus dengan angka kematian 1 orang, Sampang 22 kasus, dan Tulungagung sejumlah 4 kasus. Dari kasus yang terjadi di atas hanya segelintir kasus leptospirosis yang terlaporkan dan banyak korban jiwa yang terjangkit penyakit leptospirosis.

Beberapa gejala yang menunjukan seseorang terkena penyakit leptospirosis yaitu, demam (>380 C), mata merah, sakit kepala, kondisi fisik lemah, nyeri betis, kekuningan pada kulit, mual, muntah, tidak nafsu makan, nyeri otot, sakit perut, ruam (muncul bintik-bintik merah pada kulit), diare. Namun, sebagian kasus gejala leptospirosis tidak muncul tetapi pada kebanyakan penderita, gejala penyakit muncul 2 hari-4 minggu setelah seseorang terinfeksi bakteri leptospira. Penyakit leptospirosis bisa menyebabakn kondisi yang buruk atau komplikasi. Jika tidak segera dilakukan penanganan yang tepat seperti trombositopenia, pendarahan saluran cerna, pendaraha paru, gagal hati, kerusakan otot dan cedera ginjal akut.

Upaya pencegahan yang dapat kita lakukan untuk terhindar dari infeksi penyakit leptospirosis. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi risiko penyebaran infeksi leptospirosis yaitu, menutup luka dengan plester than air, terutama sebelum kontak dengan air di alam bebas, mengenakan pakaian pelindung, sarung tangan, sepatu bot dan pelindung mata saat anda bekerja di area yang berisko menularkan bakteri leptospira, menghindari kontak langsung dengan air yang terkontaminasi, seperti berenang atau berendam disungai, menjaga kebersihan lingkungan, melakukan vaksinasi hewan peliharaan atau ternak, mengkonsumsi air minum yang sudah terjamin kebersihannya, merapkan PHBS Di lingkungan sekitar dan mencuci tangan setiap sebelum makan dan setelah melakukan kontak dengan hewan.

Sumber :

(http://p2p.kemkes.go.id/musim-hujan-dan-leptospirosis/) diakses pada tanggal 3 Maret 2023

(https://promkes.kemkes.go.id/pemerintah-mulai-antisipasi-penularan-zoonosis-dan-infeksi-baru-di-indonesia) diakses pada tanggal 10 Maret 2023


Penulis: SAFIRA KASELINA RAMADHANI-132225039

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun