Mohon tunggu...
Safira Oktaviana
Safira Oktaviana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pancasila dalam lintasan sejarah lahirnya semangat nasionalisme, bpupki, ppki

12 Desember 2024   10:00 Diperbarui: 12 Desember 2024   10:47 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

  • Latar Belakang

Fondasi suatu bangsa adalah landasan, landasan, atau landasan yang dapat memberi kekuatan pada landasan suatu bangsa. Negara Indonesia juga berdasarkan pada satu landasan yaitu Pancasila. Dalam fungsinya sebagai dasar negara, Pancasila merupakan sumber peraturan hukum bagi seluruh elemen Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk pemerintahan, wilayah, dan penduduknya. Selama bertahun-tahun, negara-negara Barat seperti Belanda dan Jepang telah menjajah Indonesia. Rakyat Indonesia merasa senasib dan bersatu karena tekanan ini, yang pada akhirnya menghasilkan tekad bersama untuk bersatu dalam pergerakan kebangsaan. Organisasi kebangsaan berkembang dari organisasi kedaerahan, keagamaan, dan etnis menjadi organisasi nasional.

Indonesia mendapat manfaat dari kebijakan politik etika Hindia Belanda, seperti pengairan, transmigrasi, dan pendidikan. Ketika semakin banyak orang Indonesia memiliki akses ke pendidikan modern, semakin banyak pemimpin pergerakan nasional yang muncul. Negara Indonesia menggunakan Pancasila, yang terdiri dari lima sila: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial.

Pembahasan

Lahirnya semangat nasionalisme

Menurut Ensiklopedia Indonesia Jilid 4, Nasionalisme adalah sikap politik dan sosial sekelompok bangsa yang mempunyai kesamaan budaya, bahasa, wilayah, serta persamaan cita-cita dan tujuan, sehingga menimbulkan perasaan mendalam terhadap bangsa loyalitas kelompok negara.

Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, kata "nasionalisme" dikenal sebagai kata yang kuat yang mampu mendorong perjuangan melawan penindasan yang dilakukan oleh kaum kolonialis selama berabad-abad. . Nasionalisme Indonesia meningkat, terutama setelah berbagai pergerakan muncul. Ketika Budi Utomo didirikan pada tahun 1908 dan diikuti oleh sumpah pemuda pada tahun 1928, konsep nasionalisme muncul. Nasionalisme berkembang dan mendorong perjuangan berikutnya hingga Negara Kesatuan Republik Indonesia dibentuk pada tanggal 17 Agustus 1945, setelah masa yang panjang dan sulit.

Organisasi Budi Utomo didirikan pada hari Rabu 20 Mei 1908, sekitar pukul 09.00, di Aula STOVIA. Ketua organisasi ini adalah Bapak R. Soetomo. Nama organisasi ini diusulkan oleh M. Soeradji dan didasarkan pada suatu peristiwa pada masa Dr. Wahidin Sudirovsod singgah di Stobia dalam perjalanan menuju Banten. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah menghubungi pelajar dari kota lain seperti Sekolah Pertanian Bogor, Kweek School Bandung, Kweek School Yogyakarta dan OSVIA (Opleiding Shool voo Inlandsche Ambtenaren) Magelang, Oleh karena itu, cabang Budi Utomo segera didirikan di kota-kota tersebut.

Tugas yang diemban oleh Soetomo dam teman-temannya sangatlah berat dan diperlukan pengorbanan yang tidak ringan. Itu karena mereka masih berstatus pelajar. Oleh karena itu Soetomo dan kawan-kawan berharap segera mengadakan pertemuan untuk meresmikan pembentukan organisasi seluruh Jawa (Algemene Javaansche Bond). Jika Budi Utomo lahir pada tahun 1908 dianggap sebagai momen di mana kesadaran nasional munculoleh karena itu, janji pemuda pada 28 Oktober 1928 akan menjadi momen di mana bangsa itu benar-benar terbentuk.

Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman dan Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928. Tahap selanjutnya, makna nasionalisme berkembang menjadi kesetiaan terhadap negara-bangsa (sebagai wujud nasionalisme). Gagasan global seperti kemerdekaan, kesetaraan, dan solidaritas, bersama dengan gerakan nasionalis Asia Tenggara, menjadi dasar Nasionalisme Indonesia yang tidak sama dengan kosmopolitanisme, arogan, atau parokial. Nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang didasarkan pada pemikiran daripada perasaan.

Pada tanggal 1 Maret 1945, panglima Jepang di Jawa berjanji untuk membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pemerintah Jepang di Jawa mengumumkan bahwa Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) telah dibentuk Indonesia saat melawan serangan koalisi pimpinan AS. Pemerintah kolonial Jepang di Indonesia mendirikan BPUPKI pada tanggal 29 April 1945. Dr. Rajman Wedio Diningrat adalah ketua panitia, dan dibantu oleh dua wakil ketua muda, Bapak Raden Panji Suroso dan Bapak Ichibangase dari Jepang. Panglima Angkatan Darat ke-16 Jepang, Letnan Jenderal Kumayoshi Harada, meluncurkan BPUPKI di Jakarta pada tanggal 28 Mei 1945. Mereka memiliki 60 anggota dan belum termasuk ketua serta wakil ketua. Keanggotaannya terbagi dalam lima golongan: Kelompok Gerakan Umat Islam, Birokrat (Direktur), Wakil Kerajaan (Kooties), Pangre Prajas (Warga/Wakil Residen, Bupati, Walikota), Tionghoa, Arab, Tionghoa Belanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun