sampah yang masih berserakan baik menumpuk di sungai maupun lingkungan sekitar tempat tinggal penduduk. Kebiasaan mengelola sampah dengan cara dibakar masih umum dilakukan oleh masyarakat setempat. Terlebih jarang ditemukannya tempat sampah pada sarana publik dan ketidakberadaan Tempat Penampungan Sementara (TPS) di Desa Gumelar maupun Kecamatan Balung menjadi salah satu penyebab pengolahan sampah yang belum berkelanjutan.
Jember -- Kondisi sistem persampahan yang ada di Desa Gumelar membutuhkan pengelolaan yang lebih terintegrasi. Pernyataan ini dilihat dari keberadaanDengan latar belakang tersebut, mahasiswa KKN Kolaboratif posko 100 di Desa Gumelar mengadakan kegiatan bernama "Sosialisasi Pengolahan Sampah Menjadi Ecobrick". Kegiatan ini berlangsung selama dua hari yaitu tanggal 14 & 22 Agustus 2024 yang diikuti oleh ibu-ibu PKK dan bertempat di Balai Desa Gumelar. Dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan baru dalam pengolahan sampah. Kegiatan pada hari pertama berfokus pada penjelasan terkait manajemen persampahan yang benar meliputi alur persampahan yang tepat dari rumah tangga, tong sampah, pengangkutan, TPS, TPA, daur ulang, dan landfill. Disertai pengenalan dan praktik pembuatan ecobrick sebagai salah satu upaya daur ulang sampah plastik yang dipadatkan dalam botol. Pelaksanaan hari pertama berlangsung koperatif, para ibu PKK membawa sampah plastik dari rumah masing-masing untuk kemudian diolah bersama. Sedangkan kegiatan hari kedua berfokus pada pengolahan ecobrick menjadi produk kerajinan kreatif seperti kursi, meja, dan rak buku yang bermanfaat sebagai perabotan rumah. Suasana menjadi ramai dengan adanya hadiah untuk hasil karya terbaik.
Kegiatan sosialisasi pengolahan sampah menjadi ecobrick ini diharapkan dapat dilanjutkan agar tercipta lingkungan Desa Gumelar yang bersih, nyaman, dan sehat melalui pengelolaan sampah yang terpadu. Selain itu, dapat meningkatkan peran ibu-ibu PKK dalam mengurangi jumlah sampah plastik dimulai dari rumah tangga. Sehingga pencemaran pada lingkungan hidup baik di air, tanah, dan udara juga dapat dikurangi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H