keluarga yang baik ialah saling terbuka satu sama lain dan terus terang, mulai dari orang tua maupun anak. Â Dari balita hingga anak beranjak remaja sehingga banyak dipengaruhi oleh sistem sosial yang pertama dan utama yaitu keluarga, harus memiliki komunikasi yang baik dengan orang tuanya, agar saling mengerti satu sama lain dan tidak salah paham.
HubunganNamun cara berkomunikasi pun tidaklah muncul dengan sendirinya, melainkan harus dibentuk dengan proses didalam kehidupan sehari-hari. Orang tua harus mengajarkan hal ini kepada anak sejak dini dalam menghadapi situasi.
Gimana sih ngelatih komunikasi asertif ini? Nah kita bisa menjadi pendengar yang baik, mulai dari perhatikan semua hal yang dikatakan oleh keluarga kita, jangan menyela pembicaraan dan coba pahami situasi dan sudut pandang orang tersebut.Â
Selanjutnya berani menyampaikan ketika berbeda pendapat, karna perbedaan pendapat merupakan hal yang umum, kita hanya mengutarakan pendapat buka memaksakan pendapat, dan tetap menghargai orang lain.
Komunikasi Asertif disini hadir sebagai jembatan dalam mengatasi suatu masalah, kita perlu menghindari komunikasi yang ambigu. Seperti hanya melakukan diam, melampiaskan amarah kepada hal yang tidak ada hubungannya dengan inti masalah, menghindari orang yang sedang berkonflik dengan kita, dan sebagainya.Â
Nah dengan adanya komunikasi asertif ini maka kita akan belajar untuk mengungkapkan keinginan kita, apa yang kita butuhkan, pikiran kita, harapan, dan pendapat diri tanpa melanggar hak orang lain. Tujuan dari asertifitas adalah untuk menumbuhkan perasaan menghargai diri sendiri dan orang lain (Baskoro, Tesis, 2012:27).
Sejak kecil anak pun diajarkan untuk bisa menolak ajakan orang yang tidak dikenal dengan mengatakan "tidak", seperti contoh ada orang diluar sana yang tidak dikenali oleh anak maka ketika orang itu memberi dia permen atau diajak keliling taman, anak pun bisa mengatakan "tidak" kepada orang yang tidak dikenalinya. Karena kita tidak tahu niat orang tersebut jahat atau baik.Â
Dan contoh lagi, kita sebagai anak pasti ingin masuk ke Universitas dan jurusan yang kita mau, namun terkadang apa yang kita mau belum tentu orang tua kita mau, nah disinilah kita sebagai anak menggunakan komunikasi asertif ini untuk membicarakan kepada orang tua kita dengan baik dan wajar.
Ada contoh lagi ketika orang tua ingin menjodohkan anaknya tetapi anaknya tidak mau karena mempunya pilihan sendiri, anak pun harus berdiskusi dengan sopan kepada orang tua nya untuk memberikan pengertian bahwa anaknya tidak mau dijodohkan, karena sudah memiliki pilihannya sendiri.
Kalau kita sudah menerapkan komunikasi asertif ini, pasti kita mendapatkan manfaatnya seperti:
- Lega, Ketika kita sudah mengungkapkan semua yang ada di diri kita maka tidak ada yang perlu disembunyikan, setelah kita sudah berbicara akan merasa lega.
- Efektif dan efesien, Komunikasi asertif ini sangat membantu kita untuk lebih tepat dalam menyampaikan sesuatu, dan kita lebih tegas dalam apa yang sudah kita sampaikan. Dengan begitu, maka resiko kekeliruan persepsi itu kecil.
- Pengembangan diri, Melatih komunikasi asertif pun dapat membantu diri kita untuk berkembang. Untuk mengatasi emosi, meregulasi tantangan dikehidupan sehari-hari, memberanikan diri menghadapi sesuatu dan mencari solusi dari sebuah masalah.
- Punya relasi yang sehat, Dengan komunikasi asertif yang baik, semua pihak akan merasakan manfaatnya. Hubungan kita dengan keluarga pun menjadi lebih baik dan harmonis, itu tentu baik dalam mental health kita sekeluarga.
- Setiap peran berhak didengar, Setiap anggota keluarga pasti memiliki keresahan masing masing dan disinilah kesediaan setiap orang untuk membuka diri. Komunikasikan lah kepada keluarga, berkumpullah untuk bercerita. Untuk saling mengerti satu sama lain.
Dalam kita selalu melatih komunikasi asertif ini membuat hidup kita menjadi positif, jutru dengan menerapkan komunikasi asertif ini kita dapat saling support anggota keluarga dan dapat saling membantu meeregulasi potensi konflik dalam keluarga. Dijamin makin harmonis deh hubungan keluarga!.