Jakarta Selatan (25/07/2022) -- Tim II KKN Universitas Diponegoro mengadakan kegiatan demo pembuatan pupuk bokashi menggunakan limbah organik berupa dedaunan kering. Kegiatan berlangsung mulai pukul 12.00 -- 14.00 bertempat di RW 06 Kelurahan Lenteng Agung, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan.
Kegiatan demo pembuatan pupuk bokashi menggunakan dedaunan kering disambut antusias oleh ketua RW 06, Pak Neman, anggota PKK, serta warga setempat. Kegiatan demo diawali dengan sosialisasi singkat mengenai kebermanfaatan pupuk bokashi, bahan dan alat yang dibutuhkan, serta ciri-ciri pupuk bokashi yang siap digunakan. Selain itu, terdapat sesi tanya jawab bagi warga yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai pupuk bokashi.
Sebagai informasi, pupuk bokashi merupakan pupuk organik yang dihasilkan dari fermentasi bahan-bahan organik seperti dedaunan kering dengan memanfaatkan mikroorganisme pengurai seperti mikroba atau jamur fermentasi. EM4 atau Effective Microorganism 4 merupakan cairan yang berwarna kecoklatan yang mengandung mikroorganisme pengurai.
Setelah itu, wadah dibiarkan tertutup dan didiamkan selama beberapa waktu. Pupuk bokashi siap digunakan apabila warna, tekstur, dan aroma sudah seperti tanah.
Kegiatan demo pembuatan pupuk bokashi menggunakan dedaunan kering bertujuan untuk memberikan informasi kepada warga RW 06, Kelurahan Lenteng Agung, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan bahwa dedaunan kering yang berserakan di pekarangan rumah dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah sekaligus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pengolahan sampah organik sangat penting dilakukan.
Kegiatan ini berlangsung dengan sangat baik, namun terdapat pula evaluasi dari kegiatan ini, yaitu jumlah masyarakat yang partisipatif tidak dapat diprediksi dan lahan perkebunan yang terbatas pada lokasi sehingga pupuk bokashi tidak dapat digunakan secara keseluruhan.
Dengan dilakukannya pelatihan pembuatan pupuk bokashi dari limbah organik daun kering, masyarakat wilayah RW 06 Kelurahan Lenteng Agung, berharap bahwa sampah organik di wilayah tersebut dapat dimanfaatkan menjadi pupuk yang nantinya bisa bermanfaat bagi lingkungan. Dengan ini, limbah organik yang ada di masyarakat akan berkurang secara signifikan serta berdampak pada meluasnya penghijauan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H