Mohon tunggu...
Safira Ladita
Safira Ladita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah salah satu mahasiswa semester akhir yang berumur 21 tahun. Hobi saya adalah bernyanyi dan membaca novel.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Sang Pemberani

20 Mei 2024   14:53 Diperbarui: 20 Mei 2024   15:13 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Darinya aku belajar jika sendiri dan berbeda itu tidak selalu buruk. Dialah bulan sang pemberani, yang selalu berusaha untuk tetap memancarkan cahayanya kepada bumi walaupun melalui bantuan matahari. Mungkin suatu waktu dia merasa iri terhadap bintang yang memiliki cahaya sendiri tetapi dia tidak bisa terlalu hanyut dalam rasa iri. Dia akan terus bersinar walaupun banyak awan hitam yang berusaha menghalanginya. Karena dia tau bahwa dia selalu dibutuhkan walaupun oleh sebagian kecil makhluk di bumi. Selagi dia tetap dibutuhkan, maka tidak enggan dia berbagi cahayanya. 

Diapun mengajarkan bahwa rasa lelah tetap akan datang. Dibuktikan dengan adanya bulan baru atau hilangnya cahaya bulan. Lelah itu datang ketika dia mendengar kata-kata "Aaah si bulan tidak malu kah dibantu terus oleh matahari untuk mendapatkan cahaya?" atau "Kasihan bulan terlihat kesepian" dan masih banyak perkataan memilukan lainnya. Tetapi itu tidak berlangsung lama dan dia tetap kembali lagi dengan cahaya yang selalu dirindukan itu. Begitulah siklus bulan yang terjadi sepanjang masa.

Artinya apa? Menjadi berbeda diantara orang-orang bukanlah hal yang tabuh atau hal yang harus kita sesali. Dengan perbedaan itulah kita harus memperlihatkan kepada mereka bahwa kita itu spesial dan bisa meraih apa yang kita inginkan dengan cara kita sendiri walaupun banyak hal yang akan menghalangi jalan itu. Boleh lelah tetapi jangan terlalu lama. Bangkitlah lagi. Jadilah dirimu sendiri tanpa harus menjadikan omongan orang sebagai tolak ukur kesuksesan kita. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun