Mohon tunggu...
Safira Khairunisa
Safira Khairunisa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Smait nurul fajri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mutu Pendidikan Rendah

1 November 2022   14:54 Diperbarui: 1 November 2022   15:00 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mutu Pendidikan Rendah

Salah  satu masalah pendidikan di Indonesia juga terletak pada mutu pendidikan yang rendah. Salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan bisa saja disebabkan oleh perspektif masyarakat secara umum. Di mana menuntut ilmu bukan sebagai kewajiban atau kesadaran diri yang merupakan bentuk kewajiban terhadap diri sendiri.

Belajar sebagai kewajiban setiap masing-masing individu sebagai bekal hidup dan bekal untuk bertahan hidup dari rasa lapar. Sayangnya, belajar sebagai kewajiban kini bergeser mencari pangkat, gengsi dan mendapatkan gelar. Di sini awal mula mutu pendidikan rendah.

Beberapa faktor rendahnya mutu pendidikan. Pertama, rendahnya kualitas pendidik atau pengajar. Pendidik seharusnya seharusnya harus mempunyai motivasi untuk memperbaharui keilmuannya dengan lebih banyak membaca dari media tulis maupun dari media elektronik.

Kedua, kurangnya sarana dan prasarana belajar. Guru sebagai pendidik dituntut harus selalu menggunakan alat peraga untuk setiap melaksanakan KBM. Mungkin bisa diatasi dengan membuat alat peraga sederhana, tapi tidak semua guru bisa membuat alat peraga. Alangkah baiknya bila pemerintah yang menyediakan alat peraga semua mata pelajaran berikut petunjuk pemakaiannya. Terbatasnya buku sumber dan buku penunjang pembelajaran baik bagi siswa maupun bagi guru turut andil dalam rendahnya mutu pendidikan. Ketiga, kurang relevannya kurikulum yang dibuat pemerintah khususnya untuk daerah terpencil atau daerah pedesaan. Karena biasanya sebelum kurikulum itu diberlakukan diuji cobanya selalu di daerah perkotaan saja, tidak pernah diuji coba di daerah terpencil atau di pedesaan. Seharusnya kurikulum itu diuji coba juga di pedesaan terpencil selain di perkotaan sebagai pembanding. Baru dianalisis kelebihan dan kekurangannya. Keempat, siswa kurang motivasi dalam belajar, bila hal ini terjadi ini adalah tugas bersama yaitu guru dan orang tua untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajaran. Beri pengertian dengan bahasa sederhana dan komunikatif pentingnya belajar untuk bekal hidup dan masa depan sebagai jembatan untuk menuju cita-cita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun