Istilah child grooming menjadi pembicaraan yang menarik akhir-akhir ini karena beberapa berita yang muncul tentang hubungan anak dibawah umur dengan orang dewasa. Banyak masyarakat yang mengkhawatirkan hal ini dapat terjadi pada anak atau kerabatnya. Namun banyak juga masyarakat yang mewajarkan hal tersebut dengan dalih “umur hanyalah angka”. Padahal dalih tersebut hanya bisa digunakan jika keduanya sudah mencapai usia legal, bukan untuk hubungan orang dewasa dengan anak dibawah umur.
Anak dibawah umur yang sedang jatuh cinta, hanya memikirkan apakah dirinya dicintai, disayangi, dan apakah orang tersebut cocok dengannya. Mereka tidak akan memikirkan usia yang terpaut jauh. Padahal, usia adalah hal penting yang harus dipertimbangkan saat menjalin hubungan asmara, karena saat anak dibawah umur menjalin hubungan dengan orang dewasa sering kali terjadi konflik yang berhubungan dengan manipulasi pasangan.
Grooming dalam bahasa inggris memiliki banyak makna yaitu perawatan diri, menjaga, dan menyiapkan. Namun dalam psikologi, grooming memiliki arti yaitu tindakan eksploitasi anak. Secara garis besar, child grooming memiliki arti menjalin hubungan dengan seorang anak atau remaja untuk maksud tertentu.
Child grooming merupakan upaya menjalin hubungan, kepercayaan maupun ikatan emosional dengan anak atau remaja di bawah umur sehingga mereka bisa memanipulasi atau mengeksploitasi anak hingga pelecehan seksual dapat terjadi. Manipulasi merupakan cara yang dilakukan seseorang untuk ‘menyerang’ atau ‘mempengaruhi’ emosi dan mental seseorang, dan dalam konteks yang sedang kita bahas, hal ini dilakukan pada pasangan yang merupakan anak dibawah umur.
Penting bagi masyarakat untuk menyadari bahaya child grooming dan dampaknya yang merugikan bagi anak-anak. Kesadaran akan perbedaan dinamika antara hubungan orang dewasa dan anak di bawah umur harus ditingkatkan, agar kita bisa melindungi generasi muda dari eksploitasi dan manipulasi. Pendidikan yang baik tentang batasan usia dan dampak psikologis dari hubungan yang tidak sehat harus menjadi prioritas, sehingga anak-anak dapat tumbuh dalam lingkungan yang aman dan mendukung. Dengan memahami dan menanggapi isu ini secara serius, kita dapat bersama-sama mencegah terjadinya kejahatan seksual terhadap anak dan menciptakan dunia yang lebih aman bagi mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H