Banyaknya jumlah kendaraan yang ada di jalan raya seringkali menimbulkan keresahan pada seluruh pengguna jalan, terutama ketika ada beberapa pengguna jalan yang maunya sendiri dalam berkendara. Hal ini dapat membahayakan semua pengguna jalan terlebih lagi jika sampai terjadi kecelakaan dan menimbulkan korban jiwa.Â
Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, Polisi SATLANTAS sedianya akan langsung memasang rambu-rambu serta traffic light pada titik-titik tertentu guna mengatur lalu lintas yang ada sehingga tercipta kenyamanan serta keamanan yang dirasakan oleh semua pengguna jalan.Â
Pemasangan peralatan tersebut haruslah tepat pada tempatnya, sesuai dengan kebutuhan di setiap lokasi, dan juga pemasangan tersebut harus berdasar survey yang dilakukan sebelumnya. Survey ini sangatlah diperlukan untuk mendigit satu-persatu ruas jalan yang membutuhkan rambu-rambu atau traffic light tergantung dengan permasalahan yang ada.
Saat ini, sering kali terdapat banyak rambu-rambu yang penempatannya kurang sesuai dan bahkan ada yang sampai tidak bisa dilihat dan hanya dibiarkan saja. Rambu-rambu yang tidak bisa dilihat dengan jelas tersebut dikarenakan tertutup pohon-pohon yang rindang, keadaan rambu-rambunya yang kurang baik atau biasanya dicoret-coret, dan juga rambu-rambu yang memang rusak dan perlu diganti yang baru.Â
Jika keaadaan seperti itu masih saja terjadi terus-menerus, hal tersebut malah akan mengurangi keefektivan fungsi rambu-rambu yang telah dipasang dengan tujuan membantu pengguna jalan. Rambu-rambu tersebut lama-lama akan jadi tidak berguna dan dilupakan karena tidak bisa dilihat, padahal tujuan awal pemasangan rambu-rambu ini sendiri adalah untuk mengatur dan memudahkan pengguna jalan yang melintas.
Selanjutnya, terdapat sebuah pertanyaan yang muncul dari setiap traffic light yang kita lihat dan kita patuhi di jalan. Kali ini saya mengambil contoh traffic light  yang ada di sepanjang jalan utama di Kabupaten Jember yaitu mulai dari Jl. Hayam Wuruk sampai Jl. Gajah Mada.Â
Pertanyaannya adalah " Sudah efektifkah setiap pemasangan traffic light di sepanjang Jl. Hayam Wuruk sampai Jl. Gajah Mada ? ". Jika dilihat secara biasa, pemasangan dari traffic light ini terlihat benar karena dipasang di setiap perempatan atau pertigan yang ada disana. Tetapi, jika dilihat dari sisi lain seperti kondisi jalan, polusi, serta untuk menguraikan kemacetan. Terdapat kekurangan yang mengganjal yang mengakibatkan beberapa permasalahan baru muncul.
Ketidakefektifan pemasangan traffic light menimbulkan beberapa permasalahan, yaitu yang pertama pemasangan traffic light di perempatan Argopuro terutama untuk arah jalan menuju ke kota menimbulkan masalah dikarenakan letaknya yang berada tepat diatas jembatan. Hal tersebut mengakibatkan penurunan tanah di jembatan tersebut dan bisa saja sewaktu-waktu ambruk ketika jembatannya sudah tidak lagi kuat menahan beban kendaraan ketika sedang berhenti.Â
Sebenarnya hal ini haruslah segera diperbaiki sebelum terlambat dan mengakibatkan korban jiwa. Permasalahan berikutnya muncul di traffic light yang letaknya di pertigaan dekat dengan Masjid Roudhotul Muchlisin dengan arah jalan menuju ke kota. Pemasangan traffic light disitu masih terhitung baru yaitu beberapa bulan yang lalu. Banyak orang-orang yang berpikir sebenarnya untuk apa sih traffic light di lokasi tersebut ? padahal tinggal jalan lurus aja.
 Pertanyaan ini sangat sering dibingungkan oleh pengendara yang sedang lewat, terlebih lagi juga masih banyak orang yang menerobos ketika lampu berwarna merah dikarenakan merasa cukup aman untuk berjalan terus. Lokasi tersebut merupakan pertigaan yang baru saja dibuat karena sebelumnya untuk belok ke kanan haruslah memutar arah terlebih dahulu. Sebenarnya, dengan memutar arah tersebut dirasa lebih efektif daripada harus melalui traffic light disana.Â
Selain dirasa kurang begitu penting, adanya traffic light ini juga membuat polusi udara akibat asap kendaraan disana semakin meningkat. Ketika banyak kendaraan yang berhenti ketika lampu berwarna merah, disitu banyak CO2 akan berkumpul dan membuat polusi padahal daerah penyerapan polusi (RTH) disana masih cukup jauh.